Mohon tunggu...
Muhammad Nur Amien
Muhammad Nur Amien Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas Bersahaja

Hobi menulis dan membaca semua bidang ilmu dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tantangan Pemerintahan Prabowo Gibran 2024 - 2029

22 Oktober 2024   11:11 Diperbarui: 22 Oktober 2024   11:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan Pemerintahan Prabowo Gibran 2024 - 2029

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia setelah dilantik dalam forum sidang paripurna MPR RI tanggal 20 Oktober 2024 yang dihadiri seluruh undangan termasuk negara-negara sahabat yang telah mengirim utusannya dalam perhelatan tersebut. Dalam pidato perdana kenegaraan yang disampaikan setelah Presiden Prabowo Subianto mengucapkan sumpah Presiden dan resmi sebagai Presiden ke 8 yang akan bertugas sampai 20 Oktober 2029, beliau menyampaikan dengan penuh wibawa dengan artikulasi narasi yang jelas dan lugas. Pengucapan dan diksi yang digunakan dalam pidatonya menunjukkan bahwa beliau seorang pemimpin yang mengerti permasalahan bangsa dan solusi yang brilian supaya Indonesia bisa meraih kemajuan yang signifikan menuju Indonesia Emas 2045. Tetapi pidato ini akan sekedar menjadi retorika orasi Presiden apabila dalam pelaksanaan tugasnya selama 5 tahun kedepan tidak bisa mewujudkan apa yang telah beliau ucapkan dalam pidato tersebut.

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan menghadapi beberapa tantangan signifikan yang  akan mereka hadapi dalam memimpin pemerintahan baru ini. Tantangan ini mencakup berbagai aspek, dari politik hingga ekonomi dan sosial. Berikut beberapa tantangan tersebut yang diuraikan sebagai berikut:

1. Tantangan Dinamika Politik Pasca Pemilu Serentak 2024

  • Tantangan Penerimaan Publik dalam setahun kedepan: Kemenangan Prabowo Gibran pada pemilu Pilpres 2024 menyisakan polemik dan opini publik yang disematkan terhadap pencalonan Gibran Rakabuming Raka dan kapabilitas dia sebagai Wapres yang masih minim pengalaman dalam politik dan tata kelola pemerintahan. Gibran adalah sosok muda yang relatif baru dalam politik nasional, meskipun memiliki rekam jejak sebagai Wali Kota Solo. Beberapa pihak oposisi mungkin mempertanyakan kapabilitasnya untuk memegang jabatan tinggi di pemerintahan nasional. Mengatasi persepsi ini dan mendapatkan legitimasi dari seluruh elemen masyarakat adalah tantangan yang penting bagi Gibran Rabuming Raka untuk membuktikan kinerjanya kedepan selama menjadi wakil presiden Republik Indonesia.
  • Tantangan Koalisi Politik Solid: Pemerintahan Prabowo Gibran telah didukung oleh sebagian partai dari 8 partai yang masuk di DPR RI. Terdapat 4 partai yang tergabung dalam KIM yang mendukung penuh dan ditambah dukungan dari 3 partai yang dalam pilpres tergabung dalam koalisi perubahan telah menyatakan bergabung pada saat pendaftaran Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DK Jakarta (Ridwan Kamil - Suswono) yaitu partai Nasdem, PKB dan PKS dan menyisakan PDIP. Prabowo dan Gibran perlu menjaga stabilitas koalisi di tengah dinamika politik yang kompleks. Memastikan bahwa partai-partai yang mendukungnya tetap solid dan sejalan dengan agenda pemerintahan sampai 5 tahun kedepan.
  • Tantangan Oposisi Politik: Oposisi politik kemungkinan justru akan dilakukan oleh elit - elit partisan yang ada diluar pemerintahan dan parlemen serta PDIP sebagai oposisi tunggal di parlemen, mereka akan terus mengawasi dan mengkritik dengan keras setiap langkah pemerintah dalam melaksanakan agenda pemerintah dan arah politiknya terutama nanti pada saat 3 tahun menjelang pemilu serentak 2029. Prabowo-Gibran harus siap menghadapi oposisi yang kuat dan tetap menjaga stabilitas politik dengan kebijakan-kebijakan yang bisa merangkul berbagai kelompok politik, termasuk mereka yang tidak setuju terhadap pemerintahan Prabowo Gibran saat ini.

2. Tantangan Pertumbuhan Ekonomi Pasca Pandemi

  • Tantangan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi: Meski dampak pandemi COVID-19 sudah mereda, tetapi ekonomi Indonesia sampai tahun 2025 masih menghadapi berbagai tantangan yang berat. Tingkat pengangguran yang tinggi, ketimpangan ekonomi, dan ketidakpastian ekonomi global, seperti inflasi dan krisis energi, dapat memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia kedepan. Prabowo-Gibran harus merumuskan kebijakan ekonomi jitu yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi mikro dan makro, menciptakan dan mendorong lebih banyak lapangan kerja, dan mengurangi ketimpangan sosial yang terjadi serta bisa mengeliminer ketidakpuasan masyarakat kelas menengah kebawah yang sekarang ini semakin terhimpit ekonomi keluarga mereka.
  • Tantangan Ketahanan Pangan dan Energi: Prabowo memiliki perhatian terhadap isu ketahanan pangan, perbaikan gizi anak dan keluarga pra sejahtera, namun di tengah meningkatnya ketidakpastian global, mereka harus bisa memastikan bahwa Indonesia memiliki sistem yang tangguh dalam menghadapi potensi krisis pangan dan energi. Diversifikasi sumber energi dan peningkatan produksi pangan dalam negeri menjadi kunci penting.
  • Tantangan Investasi dan Inovasi Teknologi: Meningkatkan daya saing Indonesia dalam hal investasi asing dan inovasi teknologi menjadi tantangan lain. Pemerintahan baru harus fokus pada pembangunan infrastruktur digital, menarik investasi di sektor teknologi, dan menciptakan lingkungan bisnis yang ramah bagi investor, baik lokal maupun asing.

3. Tantangan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

  • Tantangan Korupsi: Korupsi masih menjadi tantangan besar dalam pemerintahan Prabowo Gibran kedepan. Prabowo-Gibran harus mengambil langkah-langkah signifikan untuk mempersempit ruang gerak pejabat dan struktur dibawahnya untuk melakukan korupsi dalam menggunakan dana APBN dalam mengelola operasional Kementerian dan Lembaga/Badan negara terutama yang bersinggungan dengan pihak ketiga atau pihak swasta dengan memperbaiki dan mengawasi dengan ketat aturan main pengadaan barang dan jasa serta kolaborasi dengan pihak ketiga/swasta, kedua memperkuat lembaga penegak hukum, seperti KPK, Kejaksaan dan Kepolisian supaya tidak menjadi bagian yang memperparah hukuman korupsi yang sering tidak memuaskan karena banyaknya suap yang sering terungkap selama ini dikalangan penegak hukum dan ketiga memastikan tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan dengan memberlakukan penghargaan dan vonis tegas yang tepat sasaran terhadap pejabat - pejabat maupun jajaran ASN dibawahnya.
  • Tantangan Reformasi Birokrasi: Birokrasi yang lamban dan berbelit-belit dapat menghambat upaya reformasi pemerintah dan menghambat perekonomian nasional. Prabowo-Gibran perlu memperbaiki birokrasi dipusat dan didaerah agar lebih efisien, responsif, dan inovatif dalam mendukung kebijakan-kebijakan yang diusung. Hal ini termasuk memperbaiki sistem pelayanan publik dan digitalisasi sektor pemerintah, perizinan usaha dan kemudahan perpajakan di sektor swasta dan UMKM.

4. Tantangan Sosial dan Kebhinekaan

  • Tantangan Persatuan dalam Keberagaman: Indonesia adalah negara dengan keragaman yang sangat besar seperti keragaman etnis/suku, agama, dan budaya. Menjaga harmoni sosial di tengah dinamika politik dan isu-isu sensitif terkait identitas etnis/suku, agama, dan budaya masing-masing merupakan tantangan besar untuk selalu menjaga tetap kondusif, aman dan mengeliminer setiap potensi perpecahan masyarakat baik di media online maupun offline. Pemerintah perlu bijak dalam mengatasi isu-isu terkait radikalisme, intoleransi, serta menjaga kesetaraan dan keadilan bagi semua kelompok etnis/suku, agama, dan budaya.
  • Tantangan Kesejahteraan Sosial: Kemiskinan, pengangguran setelah dilanda pandemi COVID 19 semakin meningkat, dan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan masih belum merata di seluruh daerah di Indonesia seperti antara kota dan desa, antara pulau-pulau dan daerah tertinggal menjadi isu penting yang perlu diatasi. Prabowo-Gibran harus bekerja dan fokus pada kebijakan dan pelaksanaan program yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial, khususnya di wilayah pinggiran perkotaan, wilaayah pedesaan dan daerah-daerah terpencil serta daerah - daerah tertinggal.

5. Tantangan Hubungan Internasional dan Geopolitik

  • Tantangan Peran Indonesia di Kancah Global: Di tengah ketidakpastian geopolitik global, seperti persaingan dagang AS-China dan munculnya poros ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) yang membuat poros ekonomi Eropa-Amerika ketar ketir serta meluasnya perang Israel dengan Palestina, Libanon dan sekarang dengan Yaman dan Iran. Pemerintahan Prabowo Gibran harus mampu memposisikan negara Indonesia sebagai kekuatan politik global dan ekonomi regional yang independen namun bersahabat dengan semua pihak. Indonesia perlu memperkuat dan melakukan lobi diplomasi yang kuat dalam bidang ekonomi, politik, dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, Asia dan Dunia.
  • Tantangan Kerja Sama Ekonomi Internasional: Dalam dunia yang semakin global, mengelola hubungan ekonomi internasional, termasuk perjanjian perdagangan dan kerja sama strategis, akan menjadi penting bagi negara Indonesia untuk menarik investasi asing, memperkuat perdagangan internasional, dan memastikan stabilitas ekonomi domestik semakin stabil dan meningkat dengan hubungan ekonomi Internasional yang baik.

6. Tantangan Krisis Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

  • Tantangan Krisis Iklim dan Lingkungan: Tantangan terkait perubahan iklim dan perlindungan lingkungan semakin mendesak. Prabowo-Gibran harus mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kebijakan lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan hutan, pengurangan emisi karbon, serta transisi menuju energi terbarukan.
  • Tantangan Pembangunan Berkelanjutan: Mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan akan menjadi tantangan utama. Pemerintahan perlu mempromosikan pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya alam dan kesejahteraan jangka panjang.

7. Tantangan Teknologi dan Inovasi

  • Tantangan Transformasi Digital: Mendorong transformasi digital di sektor-sektor seperti pendidikan, pemerintahan, dan ekonomi sangat penting. Tantangan dalam hal ini mencakup pengembangan infrastruktur digital yang lebih merata, peningkatan literasi digital, dan pengembangan regulasi yang mendukung inovasi.
  • Tantangan Pemberdayaan UMKM melalui Teknologi: Memanfaatkan teknologi untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat bersaing di era digital juga merupakan tantangan. Pemerintah harus menyediakan ekosistem yang mendukung agar UMKM bisa mengadopsi teknologi digital dalam operasi mereka.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, Perintahan Prabowo-Gibran 2024 harus menciptakan kebijakan-kebijakan yang strategis, berkomunikasi dengan baik dan transparan dengan rakyat, dan menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang kuat agar dapat mengatasi berbagai hambatan dan tantangan dalam memimpin Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun