Ya saya tidak mengenalnya. Kan, sudah saya bilang di atas. Saya menyaksikannya di tivi ketika terjadi pemilihan ketua partai Demokrat. Kebetulan kakak saya sendiri yang menuliskan nama-nama calon di papan pemilihan ketua umum Demokrat waktu itu. Jadi, sebenarnya saya melihat kakak saya, bukan AU. Lalu, waktu pun berjalan pada waktu itu dan AU pun mendapatkan suara tertinggi. Jadilah ia Ketua Umum Demokrat.
Memang AU bukan siapa-siapanya saya. Saat melihat Nazarudin saja saya paling menengok muka saja saat saya mengunjungi "seorang adik"Â di penjara Cipinang. Waktu itu saya berkunjung dan tanpa sengaja melihat Nazarudin ini dengan santainya melenggang di area kunjungan dalam lapas Cipinang -- dengan kawalan satu orang tentunya. Disini, saya menyaksikan bahwa orang yang tersangkut kasus korupsi pun masih punya hak hidup layak. Coba bandingkan dengan pemberitaan orang-orang kita yang terlantar dan mati di jalanan sedemikian rupa. Dua orang ini, Nazarudin dan AU memang saling kait mengkait, terutama saat terjadinya pemilihan ketua umum Demokrat waktu di Bandung -- ini sepemahaman saya lho, belum di dalam jaringan ini masih ada Angie karena sama-sama Demokrat.
***
Jadi, siapa sih Anas Urbaningrum itu?
Ah, jangan kau tanya itu pada diriku. Aku ini orang biasa yang tidak ingin ribet hidupnya hanya mengurusi satu atau nama lainya yang tak ada kaitannya dengan diriku. Lebih baik aku kembali lagi pada aktivitas mulaku, jadi penyimak di kompasiana ini saja bah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H