Misalnya, dalam sebuah komunitas bisnis, seorang pengusaha dapat menginternalisasi nilai etika kerja dan keberlanjutan dari lingkungannya (internalisasi eksternal). Ketika ia beroperasi dalam bisnisnya, nilai-nilai ini tercermin dalam praktik manajerial dan keputusan bisnisnya (eksternalitas internal). Dengan cara ini, ruang publik menjadi arena di mana nilai-nilai ini diuji dan diperkuat.
Why: Mengapa Memahami Dialektika Ini Penting
Memahami dialektika antara internalisasi eksternal dan eksternalitas internal dalam ruang publik sangat penting untuk beberapa alasan:
Menangkap Dinamika Sosial: Dengan memahami bagaimana nilai dan norma diinternalisasi dan diekspresikan dalam tindakan sosial, kita dapat lebih baik memahami dinamika sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini membantu dalam menganalisis bagaimana perubahan sosial terjadi dan bagaimana individu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Konteks Bisnis dan Etika: Dalam arena bisnis, pemahaman ini memungkinkan kita untuk melihat bagaimana etika dan nilai-nilai sosial berkontribusi pada keputusan manajerial. Max Weber, dalam analisisnya tentang etika Protestant, menunjukkan bagaimana nilai-nilai religius dapat mempengaruhi praktik bisnis dan akumulasi kapital. Dengan memahami konteks ini, kita dapat mengeksplorasi bagaimana etika berperan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.
Membangun Ruang Publik yang Inklusif: Dengan memahami proses internalisasi dan ekspresi sosial, kita dapat merancang ruang publik yang lebih inklusif. Ini penting untuk mendorong partisipasi masyarakat yang lebih luas dan memperkuat kohesi sosial.
How: Menerapkan Konsep dalam Praksis Sosial
1. Praktik Kontemplasi dan Tindakan
Untuk memahami dialektika ini, kita perlu melihat bagaimana proses kontemplasi berkontribusi pada tindakan individu dalam ruang publik. Kontemplasi adalah proses reflektif di mana individu mengevaluasi nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Proses ini memungkinkan individu untuk menginternalisasi nilai-nilai yang relevan dan mengintegrasikannya ke dalam habitus mereka.
Sebagai contoh, seorang pengusaha yang merenungkan pentingnya tanggung jawab sosial dalam bisnisnya dapat mengubah cara dia mengelola perusahaannya. Ia mungkin mulai menerapkan praktik ramah lingkungan atau berkontribusi pada proyek sosial. Dalam hal ini, kontemplasi menghasilkan perubahan dalam tindakan, menciptakan dampak positif di ruang publik.
2. Arena Bisnis dan Etika