Berbicara soal kuliner dimalam hari, perut siapa nih yang kalau malam hari banyak maunya? Pasti penginnya makan atau ngemil sambil ngobrol santai  yakannn....Â
Mungkin sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jogja ketika malam hari enaknya pergi keluar jalan-jalan mencari jajanan makanan yang enak disantap sembari menikmati suasana malam Jogja.Â
Bahkan, para pedagang kuliner cenderung membuka daganganya diwaktu malam karena waktu malam merupakan waktu yang pas bagi masyarakat untuk healing atau merelaksasikan diri dari hiruk pikuknya kehidupan siang hari.
Biasanya bakwan kawi dijual dengan gerobak berwarna tosca dengan tulisan  "'BAKWAN KAWI." Meskipun gerobak bakwan kawi  ini memiliki tulisan 'khas Malang', namun tak jarang makanan ini biasa ditemukan diluar kota Malang seperti di Yogyakarta. Makanan ini bisa ditemukan hampir di tiap sudut kota Jogja  dan merupakan makanan yang cukup akrab dimata masyarakat Jogja.
Bakwan kawi merupakan masakan yang bisa dibilang cukup sederhana karena bahan utamanya berupa tepung terigu yang digoreng atau direbus, terkadang dibungkus dengan tahu.Â
Pilihan bakso-bakso kecil juga ditambahkan sebagai pelengkap makanan ini. Â Hanya ada 4 jenis makanan dalam bakwan kawi yaitu bakwan kering, bakwan basah, tahu dan bakso.
Bakwan kawi biasanya dipotong-potong kecil terlebih dahulu sebelum disajikan. Bakwan kawi disajikan dengan kuah kaldu sapi bening ditambah dengan daun bawang, kecap atau sambal ssuai selera.Â
Bakwan kawi juga menjadi kuliner alternatif yang murah karena bisa dinikmati dengan harga yang hanya Rp5.000 saja. Selain murah, makanan ini bisa mengenyangkan perut.
Menyinggung momok pandemi, pandemi lalu tentu sangat berdampak pada berbagai sektor, terutama pereknomian negara. Bukan hanya ekonomi makro namun ekonomi mikro sebagai salah satu faktor utama dalam berlangsungnya perekonomian negara pun ikut terdampak.Â
Selain itu, dampak lain juga terjadi pada mobilisiasi masyarakat yang selalu dibatasi oleh pemerintah. Pembatasan tersebut bukan bermaksud mempersulit kegiatan masyarkat sehari-hari, namun sebagai bentuk upaya bersama dalam menekan angka kasus penyebaran virus Covid-19 yang kian menggerogoti Indonesia kala itu.
Salah satu dampak ekonomi yang ditimbulkan ialah sulitnya para pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya, banyak dari pemilik usaha seperti perusahaan, toko, warung, bahkan pedagang kaki lima yang mengalami kesepian konsumen. Padahal kegiatan ekonomi yang mereka lakukan sangat menentukan kebutuhan hidup sehari hari.
Hal yang sama pun pernah dirasakan oleh mas Ikhsan sebagai pelaku eknomi mikro yaitu pedagang kaki lima, bakwan kawi. Beliau mengeluhkan di masa pandemi sepi pembeli, hal tersebut memang wajar karena mobilitas masyarakat yang dibatasi pasti akan berdampak pula pada pelaku usaha dalam mencari konsumennya. Namun, batu sandungan tersebut beliau lalui dengan sabar, ikhlas, dan tetap berusaha semaksimal mungkin.
"Iya mas, pas kemarin pandemi yaampun sepine pol, sepi banget mas ngga kaya sekarang yang alhamdulillah udah rame" ujarnya.
Namun kini, pemerintah telah melakukan beberapa pelonggaran menuju transisi era kehidupan normal pasca pandemi Covid-19. Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang menyusun peta jalan dalam rangka Indonesia menuju endemi salah satunya kemungkinan melepas masker dan tak lagi ada kewajiban jaga jarak dalam aktivitas masyarakat.
Hal tersebut tentu menjadi harapan besar bagi para pelaku kegiatan ekonomi, terutama mas Ikhsan sendiri. Beliau mengaku di era transisi ini menjadi ladang rezeki baginya, pelonggaran yang diberikan pemerintah telah memberikan ruang bagi masyarakat untuk melaksanakn aktivitas sehari-hari. Mas Ikhsan sangat bersyukur dengan adanya pelonggaran ini banyak masyarakat yang mulai ramai membeli dagangannya.
"Beda sama sekarang mas, kalo sekarang alhamdulillah udah mulai rame, buka dari jam 4 sore sampe jam 11 malem selalu habis, kadang sebelum jam 11 juga udah habis, seneng pokoke mas sekarang mah." ujar mas Ikhsan.
Kini bakwan kawi mas Ikhsan ramai dikunjungi masyarakat, terutama di malam hari karena memang bakwan kawi ini menjadi sasaran masyarakat untuk dinikmati dimalam hari apalagi setelah hujan. Selain itu rasa bakwan kawi yang lezat, bertekstur empuk dengan kuah yang sedap pun menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak pembeli yang menginginkannya.
Bakwan kawi mas ikhsan ini terletak didepan Pasar Caturtunggal tepatnya di Jalan Nologaten No.326 Padukuhan, Nologaten, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bakwan kawi mas Ikhsan buka dari jam 16.00 WIB s.d. 23.00 WIB. Bahkan tak jarang jika ramai pembeli, bakwan kawi mas Ikhsan tutup lebih awal karena sudah habis duluan, yaitu sekitar jam 21.00 WIB atau 22.00 WIB.
"Saya buka dari jam 4 sore mas sampe jam 11 malam, tapi biasanya rame banget mas kalo malem jadinya cepet habis. Habisnya tuh kadang jam 9 atau jam 10an udah habis, jadinya langsung tutup pulang." begitu ujarnya.
Satu porsi bakwan kawi dihargai mulai Rp5.000 dengan isian bakwan kering, bakwan basah, tahu dan bakso, beli dengan harga Rp3.000 juga bisa. Rasa bakwan kering yang renyah dan gurih menjadi sensasi tersendiri. Selain itu bakwan basahnya pun enak, empuk dan kenyalnya pas, juga ada tambahan tahu dan bakso sebagai pelengkap. Kuahnya juga lezat, cocok buat kamu pecinta makanan berkuah. Sambal dan kecap bisa ditambahkan sesuai selera kamu.
Soal tempat makan tak perlu khawatir, bagi kamu orang jauh yang hanya sekedar mampir makan atau buat kamu yang males makan dirumah maka disini menyediakan tempat lesehan yang nyaman. Pelayanannya juga ramah, jika kamu membeli satu porsi kamu bisa request isiannya, mas Ikhsan akan melayani sesuai apa yang kamu inginkan didalam semangkok bakwan kawi.
Mengonsumsi bakwan kawi ini cocoknya di malam hari apalagi setelah hujan. Dalam suasana yang dingin, bakwan kawi siap menghangatkan perutmu dan membuatnya kenyang. Selamat mencoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H