Setiap musim hujan, banjir pasti menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat. Ancaman bencana ini jelas merugikan kehidupan. Selain bisa melumpuhkan kegiatan pribadi, bisa juga melumpuhkan kegiatan pendidikan, ekonomi, dan lainnya. Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi dihampir semua wilayah Indonesia.
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya dapat menyebabkan korban jiwa, kerugian harta benda dan kerusakan pembangunan yang telah dibangun selama ini. Bencana alam yang terjadi akibat eksploitasi sumberdaya alam tanah, hutan, dan air secara berlebihan serta akibat perubahan cuaca atau iklim global telah mengakibatkan bertambahnya lahan kritis, selain itu dampaknya akan mengubah tata guna air, sehingga dapat mengakibatkan banjir.
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan bencana. Berbagai ancaman seperti erupsi gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan dan tanah longsor, gelombang tinggi, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan, epidemi, wabah, kegagalan teknologi maupun kerusuhan sosial. Pada hakekatnya semua jenis bencana, baik yang disebabkan oleh alam dan ulah manusia. Bencana mengakibatkan penderitaan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam maupun manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana, serta fasilitas umum (Pasal 1 ayat 1 UU No 24 Tahun 2007).
Banjir kilat/dadakan biasanya didefinisikan sebagai banjir yang terjadi hanya dalam waktu kurang dari 5 jam sesudah hujan lebat mulai turun. Biasanya juga dihubungkan dengan banyaknya awan kumulus yang menggumpal di angkasa, kilat atau petir yang keras, badai tropis atau cuaca dingin.Karena banjir ini sangat cepat datangnya, peringatan bahaya kepada penduduk sekitar tempat itu harus dengan segera dimulai upaya penyelamatan dan persiapan penanggulangan dampak-dampaknya. Umumnya banjir dadakan akibat meluapnya air hujan yang sangat deras, khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tak mampu menahan cukup banyak air.
Penyebab lain adalah Banjir yang terjadi disebabkan oleh hujan yang deras dan terjadi terus menerus. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya keliru karena telah terjadi perubahan iklim global di Indonesia, salah satu dampaknya adalah ketidakteraturan musim yang ditandai oleh fenomena Elnino (musim kering berkepanjangan) dan Lanina yaitu hujan yang turun terus menerus.
Berikut adalah penyebab-penyebab terjadinya banjir :
- Curah Hujan Tinggi
- Minimnya Daerah Resapan Air
- Adanya Penyumbatan Akibat Buang Sampah Sembarangan
- Penebangan Pohon
- Penurunan Luasan Hutan
Untuk menyelesaikan masalah banjir, diperlukan upaya yang menyeluruh antar berbagai pihak.Bagi individu masyarakat, penting untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan dari pemicu banjir.
Berikut adalah penanggulangan terjadinya banjir :
1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan.
2. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta di daerah banjir.
3. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
4. Melakukan program penghijauan di daerah hulu sungai secara rutin.
5. Membudayakan membuang sampah pada tempatnya.
6. Membudayakan kerja bakti membersihkan saluran air.
7. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
Dengan melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat mencegah bencana banjir. Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus mendukung agar semua bisa teratasi dengan baik.Kita sebagai masyarakat tidak bisa saling menyalahkan. Sebaiknya, saling intropeksi dan bergotong royong agar masalah banjir dapat ditangani. Dan bermusyawarah bagaimana cara penanggulangan banjir dengan begitu masalah akan terselesaikan dan tidak timbul perselisihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H