[caption id="attachment_160966" align="aligncenter" width="320" caption="http://urbano-urbania.blogspot.com/"][/caption] Dalam buku Re-Code*Your Change DNA dibahas panjang lebar mengenai DNA, perubahan DNA, ciri-ciri DNA yang memiliki semangat perubahan, dan tentunya bagaimana semangat perubahan itu membawa kebaikan bagi pribadi, organisasi, bahkan bagi bangsa dan negara. Dalam buku tersebut juga diberikan contoh 4 tokoh Dunia yang berhasil mengubah Bangsanya disebabkan memiliki Change DNA yang unggul. Pertama, Muhammad Yunus dengan Bank untuk masyrakat miskin (Grameen Bank). Kedua, Paul Otellini yang membuat perubahan besar di Intel. Ketiga, Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum mengubah Dubai yang awalnya hamparan padang pasir menjadi hamparan gedung-gedung mewah nan indah dengan arsitektur yang sangat menawan. Keempat, Martin Luther King sang pejuang hak-hak kaum kulit hitam yang seringkali tidak dianggap sebagai warga negara di Amerika dan sekitarnya. [caption id="attachment_160968" align="aligncenter" width="400" caption="http://www.portalhr.com/publikasi/re-code-your-change-dna/"]
[/caption] Buku ini ditulis oleh Bapak Rhenald Kasali dan diterbitkan pada tahun 2007Â , seharusnya dengan kehadiran buku ini maka bisa memberi banyak dampak positif bagi bangsa dan negara. Sebab diperlukan banyak sekali
Re-Code pada DNA-DNA yang ada dalam diri kita, dalam organisasi, bahkan pemerintahan di Negara tercinta ini. Akan tetapi, semenjak buku ini terbit sepertinya yang banyak mengaplikasikan proses
Re-Code adalah dari kalangan pengusaha. Meskipun tanpa data yang valid saya berani mengungkapkan hal tersebut berdasarkan pertimbangan peningkatan pertumbuhan perekonomian kita yang sangat menggembirakan ketika dunia sedang dilanda krisis global. Terdapat dua hal yang mengusik pikiran saya mengenai proses
Re-Code, Change DNA di Indonesia. Pertama, demikian banyak pemimpin-pemimpin besar di Indonesia yang saya anggap memiliki
Change DNA unggul tetapi mengapa Bangsa kita sampai saat ini terseok-seok akibat korupsi. Padahal, semangat saat terjadinya Reformasi adalah Anti Korupsi, Melawan Korupsi, Ganyang Korupsi. Semua jargon-jargon tersebut serasa lenyap di tengah kekuasaan. Bagaimana tidak, tiap hari di seluruh media memuat berita mengenai Korupsi mulai dari tingkat desa hingga pusat. Apakah para pemimpin-pemimpin besar tersebut tidak memiliki keberanian melakukan gebrakan untuk melawan Korupsi. Atau harapan-harapan kita salah terhadap pemimpin-pemimpin besar yang saat ini duduk di pemerintahan. Harapan yang lenyap ketika semua yang berada di balik kursi-kursi mewah ternyata hanya memperjuangkan kepentingannya. Kedua, saat kondisi politik yang gonjang-ganjing amburadul teriak kiri kanan serang atas bawah tangkis depan belakang semakin marak tetapi perekonomian masih berjalan dengan baik, masyarakat masih hidup dinamis, dan tentu saja pemerintah bangga dengan hal ini. Mungkin para wakil-wakil kita (rakyat) di pemerintahan tidak melihat hal ini sebagai bom waktu. Saat ini mungkin mereka sebagai pemerintah masih bisa merasa aman sebab masyarakat seakan tidak peduli. Akan tetapi bila sedikit saja terjadi goncangan di perekonomian yang saat ini mulai terlihat dengan demo para buruh, rencana pengurangan subsidi BBM, serta meningkatnya tindak kejahatan akan menjadi pemicu meledaknya masyarakat. Dua hal tersebut mengusik pikiran saya, hingga terbersit suatu jawaban yang agak menenangkan pikiran. Persoalan pertama mengenai pemimpin-pemimpin besar yang seakan tidak berani maju sebenarnya bukan tidak berani maju. Akan tetapi mereka senantiasa mendapat perlawanan untuk melakukan perubahan di setiap aspek. Apabila mereka memimpin, itu pun hanya sementara sebab senantiasa terdapat perlawanan-perlawanan. Dengan kata lain, apabila tidak mengikuti aturan maka akan ditendang/dikeluarkan dari sistem. Mengubah suatu sistem yang bobrok dalam suatu negara memang bukan pekerjaan mudah. Berdasarkan sejarah, cara tercepat mengubah sistem adalah melalui Revolusi. Tetapi hal tersebut sebenarnya bukan jawaban yang cerdas di kondisi saat ini. Pertumbuhan kita bagus saat negara lain terseok-seok. Oleh sebab itu, saya yakin pemimpin-pemimpin besar kita dengan
Change DNA unggul sedang mempersiapkan diri untuk membawa perubahan. Jangan biarkan mereka sendiri wahai rakyat yang merasa ditindas, diambil haknya, muak dengan perilaku korupsi. Dukung mereka, bantu mereka,
Re-Code Your Change DNA. Sebab, para pemimpin besar kita tidak bisa sendirian menghadapi DNA-DNA usang yang sudah resisten terhadap kata
"ÇHANGE" . Kedua, telah terjadi proses tidak percaya lagi kepada pemerintah oleh rakyat. Saya sangat berharap bahwa ini merupakan salah satu proses
Re-Code Your Change DNA di masyarakat. Mereka kemudian akan sangat anti terhadap perilaku-perilaku korupsi. Mereka akan mengatakan kepada anak-anaknya bahwa korupsi merusak bangsa. Korupsi membuat kita sengsara. Dan korupsi mengambil hak kita sebagai warga negara. Dibalik semua itu sebenarnya terdapat bayang-bayang revolusi. Tetapi dengan masyarakat yang semakin maju dengan rasa trauma yang masih membekas, saya rasa bayang-bayang itu akan hilang. Terakhir saya katakan bahwa Muhammad Yunus, Paul Otellini, Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, Martin Luther King dan pemimpin-pemimpin dengan
Change DNA unggul lainnya tidak mampu sendiri membawa perubahan. Sebab, kita sebagai kesatuan DNA harus berubah bersama menuju hal yang lebih baik. Mereka semua adalah Katalis perubahan, kita semua harus ikut bereaksi menuju perubahan yang lebih baik. * Berikut pembentuk Change DNA Unggul: 1. Openness to experience = Keterbukaan pikiran terhadap hal-hal baru. 2. Conscientiousness = Keterbukaan hati dan telinga. 3.Extroversion = Keterbukaan diri terhadap orang lain. 4. Agreeableness = Keterbukaan terhadap kesepakatan (tidak mudah konfilk). 5. Neuroticism = Keterbukaan terhadap tekanan-tekanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya