Bagi banyak orang, mempunyai sebuah ketrampilan seperti memiliki harga diri. Tidak memiliki ketrampilan atau tidak memiliki pekerjaan bisa dianggap kehilangan harga diri. Walaupun bukan pilihan semua orang, di jaman serba susah seperti sekarang ini tanpa ketrampilan akan tertinggal jauh dengan kehidupan mereka yang serba cepat dan kompetitif. Apalagi. di era persaingan global dan persaingan bebas yang sudah di depan kita.Â
Memang, banyak penduduk yang telah mencoba berbagai ketrampilan untuk mengangkat statusnya di masyarakat. Namun, karena tidak adanya keseriusan dan dukungan yang intensif, baik dari segi pembinaan, pengarahan, pengevaluasian serta permodalan banyak yang berhenti di tengah jalan. Sehingga tak jarang yang berfikir tidak sehat, frustasi, dan mencoba mencari jalan pintas untuk mendapatkan lembaran rupiah. Tapi masih beruntung, ternyata banyak yang berpikir sehat dan mencoba melakukan pekerjaan dan membuat ketrampilan apa saja asalkan halal. Dalam hal ini perlu untuk melihat peluang apa yang bisa dilakukan dengan mengadakan survei-survei dengan terjun ke masyarakat langsung.
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah berupa proverty maping untuk mencari daerah yang layak untuk dikembangkan dan usaha apa yang perlu dilakukan dengan melakukan survei dan studi kelayakan apa yang bisa dikembangkan dan usaha apa yang bisa berikan dengan mengutamakan program home industry (industry rumah tangga). Sasaran program ini dengan pendayagunaan masyarakat dengan mengklasifikasikan sendiri kategori-kategori dalam masyarakat.Â
Setelah dilakukan pengkajian, lalu dibentuklah sebuah kelompok, yang bersifat mandiri. Disini masyarakat dilibatkan untuk membangun komunitasnya sendiri. Bisa menemukan masalahnya sendiri dan akhirnya bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Jadi, yang bisa diharapkan dari program ini adalah tumbuh dari bawah bukan muncul dari atas.Â
Adanya pengelompokan ini dimaksudkan agar mudah di koordinir, diarahkan, dan dibina. Dari sini anggota kelompok bisa mempunyai ikatan sosial yang kuat sehingga satu sama lain bisa saling mengontrol dan mengingatkan. Dari masing-masing kelompok perlu adanya seorang pendamping yang dimaksudkan agar bisa memfasilitasi dan menstimulasi anggotanya.Â
Salah satu unggulan program ini adalah adanya pembinaan yang intensif. Waktu yang dibutuhkan tidak ditentukan dan sangat relatif hanya saja jika dipandang indikasi keberhasilan dan kemandiriannya sudah mulai tampak maka, sudah bisa dilepas sendiri. Namun jika dipandang masih butuh pendampingan maka, akan terus didampingi sampai benar-benar mandiri. Hal ini akan terus dilakukan dengan mengadakan pengkajian-pengkajian secara partisipatif.Â
Disamping memberi pembinaan dan pengarahan kelompok pengusaha kecil, program ini juga kredit tanpa bunga, agar tidak membebani para pelaku usaha sebelum berhasil dalam pengembangan usahanya.Â
Saya berharap program ini terus digayung sambuti oleh masyarakat sehingga harapan untuk mengangkat perbaikan perekonomian masyarakat kecil dapat terwujud dengan baik. Dan semoga masyarakat akan semakin bisa berkembang.Â
Sumber : Inspirasi gambaran penelitian PengMas Bumdes di KulonprogoÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H