Mohon tunggu...
Nuralia PutriSabillah
Nuralia PutriSabillah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru yang mempunyai harapan tentang pentingnya dunia pendidikan sejak dini. dengan pendidikan, kita dapat membentuk karakter yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosifi Konstruktivisme Membentuk Fondasi Penting Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan (Sains)

17 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   12:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nuralia Putri Sabillah

Program Studi Pascasarjana Pendidikan MIPA, Universitas Indraprasta PGRI

nuraliaps@gmail.com

Pentingnya pembelajaran IPA sesuai dengan tuntutan era modern, menekankan pada pengembangan kompetensi seperti berfikir kreatif, kritis, berkomunikasi, dan penguasaan teknologi. Pembelajaran ini tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan keyakinan diri siswa. dalam IPA, mengajarkan konsep dan keterampilan ilmiah, serta menghadirkan pengalaman pembelajaran yang mendorong kemampuan berpikir analitis dan proses penelitian. Selain itu, juga bertujuan untuk memperbarui ketrampilan ilmiah yang ditekankan kepada siswa dan guru.

Penilaian dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya: 1) direncanakan untuk mengukur pemahaman konsep, keterampilan proses sains (KPS), dan kemampuan berpikir tingkat tinggi; 2) melibatkan penggunaan portofolio dan penilaian kinerja untuk menilai KPS dan keterampilan ilmiah selama pembelajaran IPA dalam periode waktu tertentu; 3) menggunakan jenis soal yang serupa dengan PISA dan TIMSS untuk meningkatkan literasi sains siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan kritis; 4) menekankan pemahaman konsep baik secara dasar maupun lanjutan dengan beragam jenis soal; 5) memberikan umpan balik berdasarkan observasi dan hasil kegiatan, sambil mendorong siswa untuk memberikan alasan atas kesamaan hasil; dan 6) memperkenalkan jenis soal yang digunakan dalam ujian nasional maupun internasional kepada siswa dan guru IPA.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdiri dari empat elemen: (1) informasi seperti fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses pembelajaran yang melibatkan metode ilmiah seperti pengamatan, hipotesis, eksperimen, dan evaluasi; (3) aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari; dan (4) sikap penasaran terhadap alam semesta, makhluk hidup, dan keterkaitan sebab-akibat yang terbuka untuk eksplorasi lebih lanjut.

Konstruktivisme dalam konteks pembelajaran menyatakan bahwa pengetahuan individu berasal dari pengalaman belajar, dimana siswa secara alami memperoleh dan membentuk pemahaman mereka sendiri. Terdapat dua pendekatan utama dalam konstruktivisme: konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosiologis. Konstruktivisme psikologis, dipopulerkan oleh Jean Piaget, menekankan pada pembentukan pribadi, individual, dan intelektual siswa melalui aktivitas sehari-hari. Sementara itu, konstruktivisme sosiologis mengakui pengaruh lingkungan sosial dalam membentuk pengetahuan siswa melalui interaksi dan eksplorasi dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Konstruktivisme, belajar adalah proses aktif siswa membangun makna dari pengalaman mereka. Proses ini ditandai oleh: a) pembentukan makna dari apa yang dirasakan dan dialami; b) rekonstruksi terus-menerus saat menghadapi hal baru; c) pengembangan pemikiran untuk memperoleh pemahaman baru; d) situasi ketidakseimbangan merangsang pemikiran lebih lanjut; e) pengaruh pengalaman fisik dan lingkungan pada hasil belajar; dan f) hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuan, konsep, tujuan, dan motivasi siswa.

Kegiatan belajar adalah proses aktif siswa yang melibatkan pencarian, pembangunan pengetahuan, dan tanggung jawab atas hasilnya. Siswa merumuskan penalaran, mencari makna, dan menyelesaikan ketidaksesuaian antara pengetahuan lama dan baru. Belajar melibatkan pengembangan pemikiran dengan kerangka pemahaman yang baru dan melalui proses refleksi, dialog, penelitian, dan pengambilan keputusan. Dalam proses ini, tingkat pemikiran siswa terus diperbarui dan diperkaya.

Konstruktivisme menekankan bahwa pembelajaran adalah proses dimana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri, melalui partisipasi guru dan siswa dalam membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan memberikan justifikasi. Ini adalah upaya untuk membantu siswa berpikir sendiri secara benar.

Menurut konstruktivisme, guru berperan sebagai mediator dan fasilitator, memungkinkan siswa untuk menciptakan pemahaman baru dengan: a) Membebaskan siswa untuk fokus pada ide-ide utama, b) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat mereka dan mencapai kesimpulan unik, c) Berbagi informasi tentang kompleksitas kehidupan dan berbagai perspektif, serta mengakui tantangan dalam mengevaluasi belajar secara rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun