Mohon tunggu...
Nur Alaviyah Alhikma
Nur Alaviyah Alhikma Mohon Tunggu... Dosen - Belajar menulis

Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sakitkah Pendidikan di Indonesia?

17 Februari 2018   19:01 Diperbarui: 17 Februari 2018   19:04 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah proses belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik. Di Indonesia telah diterapkan wajib belajar 12 tahun untuk seluruh warga Indonesia. Nah definisi sukses nya pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang sehat. Apa maksudnya pendidikan sehat ? Yakni pendidikan yang sukses secara moril juga fisik dalam menjalankan proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik demi mencetak generasi yang unggul dan cerdas.

Menurut Bpk Choirul Muttaqin guru SMP Negeri 1 Madiun  pendidikan sehat adalah pendidikan yang diselenggarakan sesuai regulasi yang ada, dengan mempertimbangkan kondisi obyektif siswa, guru, dan sosial ekonomi masyarakat.

Sesuai perkembangan zaman. Pendidikan juga harus upgrade dan update. Oleh karena itu peserta didik dan pendidiknya juga harus update. Pendidik zaman sekarang haruslah bersikap kritis dan inovatif  sehingga akan mencetak peserta didik yang aktiv, inovativ, cerdas, dan kritis.

Guru memiliki bidang nya sendiri sendiri antara lain matematika, sosial, agama, bk, dan masih banyak lagi. Poin besar pendidikan sehat terletak pada guru. Oleh karena itu guru harus memaksimalkan bidang yang diampunya.

Menjadikan dunia pendidikan yang sehat guru bk mengambil andil utama. Karena sejatinya guru bk adalah layanan bantuan untuk peserta didik perorangan maupun kelompok agar bermanfaat dan berkembangnya potensi dalam segala bidang  yang ada dalam diri peserta didik. Sehingga peserta didik mampu menjadi peserta didik sehat, sehat secara akademis juga morilnya.

Ada 4 kriteria sehat dalam ilmu psikologi. Jika dikaitkan itu peserta didik harus mampu berada dalam 4 kriteria itu. 4 kriteria itu yakni :

A. Belajar

B. Bekerja

C. Bermain

D. Bercinta

Dalam point ke 4 yang dimaksud bercinta lebih terarah pada kasih sayang . Kasih sayang terhadap sesama, diri sendiri , terhadap orang tua , dan teman. Guru BK harus mampu mengarahkan peserta didik supaya mampu mencakup 4 kriteria sehat.

Guru bk sejatinya memiliki 7 fungsi yakni:

1. Fungsi pemahaman

2. Fungsi presentatik

3. Fungsi pengembangan

4. Fungsi penyembuhan

5. Fungsi penyaluran

6. Fungsi adaptasi

7. Fungsi penyesuaian.

Dengan 7 fungsinya  guru bk memiliki andil besar dalam kesuksesan pendidikan sehat. Perlu diketahui segelumit tentang permasalahan siswa, potensi akademis siswa, perkembangan jiwa siswa, dan pokok hal dasar hal lainnya wajib dihadapi guru bk dalam mengampu kewajibannya. Sehingga kesuksesan pendidikan yang sehat adalah salah satunya terletak pada kesuksesan guru bk dalam menjalankan fungsinya

Dalam dunia keislaman terdapat ilmuan islam abad pertengahan yakni Imam Al Ghozali. Pendidikan sehat menurut beliau bersasaran pada kesempurnaan insani dunia dan akhirat. Beliau juga mengatakan bahwa sukses nya pendidikan harus adanya seorang pendidik. Seorang pendidik yang dimaksud haruslah yang cerdas dan sempurna akalnya juga baik akhlak nya dan kuat fisiknya. Guru yang cerdas dan sempurna akalnya nantinya akan mengajarkan muridnya ilmu secara mendalam. Guru yang baik akhlaknya akan menjadi panutan bagi murid muridnya. Dan yang kuat fisik nya agar mampu mengajar muridnya dengan baik. Jika ada pendidik tentunya juga ada peserta didik. Dalam sisi peserta didik Imam Al Ghozali menjelaskan bahwa peserta didik adalah hamba Allah yang dibekali potensi diri atau fitrah untuk beriman kepada Allah. Peserta didik atau murid memiliki tugas dan kewajibannya antara lain : mengutamakan kesucian jiwa, mengerti kedudukan akan ilmu, mau untuk merantau atau belajar di tempat yang jauh dan jangan sekalinya sombong apalagi menentang guru. Tugas dan kewajiban itu haruslah dimiliki peserta didik agar sukses dalam menuntut ilmu. Antara peserta didik dan pendidik haruslah searah sehingga akan menghasilkan buanya.

Bila pendidikan sudah sesuai aturan sudah berjalan pula pendidikan yang sehat. Tapi, jika aturan sesuai namun penerapannya tidak sesuai apa masih di katakan pendidikan sehat ? Semua tergantung yang menjalankannya. Tidak dapat di dokrin hanya dengan bercuap saja. Dengan menjalankan proses pendidikan dengan sebaik mungkin kesuksesan pasti akan menjadi buahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun