Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kabupaten Pasuruan

Faktor yang ketiga adalah jenis pekerjaan. Pekerjaan itu sendiri dibagi menjadi 2 jenis yaitu pekerjaan sektor formal dan sektor informal. Pekerjaan pada sektor formal adalah pekerjaan yang bekerja di perusahaan sebagai pekerja yang terlatih, contohnya seperti guru, dokter, polisi, tentara, dan lainnya. Sedangakan pekerjaan pada sektor informal yaitu jenis pekerjaan yang bertanggung jawab atas perseorangan dan tidak memiliki badan hukum serta hanya berdasarkan kesepakatan, contohnya adalah petani, pembantu rumah tangga, tukang becak, pemulung, pedagang, dan lainnya.

Jenis pekerjaan di permukiman kumuh Kabupaten Pasuruan adalah sebagian besar masyarakat bekerja pada sektor informal yaitu buruh pabrik dan petani. Pekerjaan tersebut merupakan penyokong petumbuhan ekonomi yang ada pada daerah Kabupaten Pasuruan yang memang didominasi oleh sektor industri dan pertanian. Sehingga tidak heran banyak permukiman kumuh yang dihuni oleh penduduk bermata pencaharian sebagai buruh pabrik dan petani. Karena salah satu karakteristik permukiman kumuh yaitu sebagian besar masyarakatnya bekerja pada sektor informal.

Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya yang diikuti keterbatasan lahan sebagai tempat tinggal mengakibatkan munculnya permukiman kumuh. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah mampu menyusun kebijakan terkait dengan keberadaan permukiman kumuh melalui perencanaan strategis penanganan permukiman kumuh dengan melihat keadaan pemukiman tersebut. 

Selain itu, diharapkan pemerintah juga memiliki perencanaan alternatif di masa depan, dan harus segera direalisasikan. Hal ini bertujuan agar permukiman kumuh yang berada di kawasan perkotaan Kabupaten Pasuruan dapat diminimalisir adanya. Selain upaya dari pemerintah, masyarakat sebagai pelaku utama harus berkontribusi dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan perumahan dan memperhatikan kualitas tempat tinggalnya.