Mohon tunggu...
Akbar Mangindara
Akbar Mangindara Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang mencintai "kebebasan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wisata Alam Di Puncak Tallung, Lembah Ramma, Dan Air Terjun Lembanna

12 Juni 2012   00:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:05 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8 Juni 2012, Kurang sepuluh menit jam sepuluh malam, saya beserta rombongan dari teman-teman dari Korps Sukarela Palang Merah Indonesia dan  Mahasiswa Pecinta Alam Sultan Alauddin tiba di perkampungan penduduk di Dusun Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Rasa dingin dari udara di tempat ini langsung menyeruak ke seluruh badan setelah  turun dari pete-pete carteran yang kami tumpangi. saya beserta rombongan beristirahat sebentar di salah satu rumah warga sebelum melakukan aktivitas pendakian.

Warga Lembanna terkenal keramahannya bagi para pendaki yang datang berkunjung ke tempat ini. Kata teman, rumah para warga disini bisa dijadikan tempat peristirahatan bagi para pendatang dan itu tidak dipungut bayaran sesenpun. Itu salah satu wujud keramahan warga Lembanna bagi para pendatang terutama bagi para pendaki.

Kami kemudian mulai pemberangkatan pendakian saat tengah malam. Hujan gerimis mengiringi pendakian kami. Kebun sayur, hutan pinus, jalanan setapak yang terjal dan berbatu, mendaki beberapa bukit, sungai-sungai kecil dengan air yang jernih kami susuri. Perjalanannya cukup melelahkan bagi saya. Baru Setengah perjalanan saya sudah seperti bernafas anjing, tapi itu tidak mengurangi secuil semangat pun untuk tidak melanjutkan perjalanan. Saya berharap mendapatkan matahari terbit (sunset) setibanya di puncak Tallung.

Kami akhirnya tiba di Puncak Tallung pada jam 5 subuh hari. Rasa lelah selama perjalanan hilang seketika menyaksikan hamparan pemandangan alam lembah Ramma. Lembah yang terletak di bawah kaki gunung Bawakaraeng itu dikelilingi oleh beberapa bukit nan hijau oleh pepohonan dan sungai-sungai kecil yang bercabang-cabang. sebagian lereng bukit mulai tertutup oleh kabut. Walaupun tidak mendapatkan matahari terbit karena kabut yang mulai menyelimuti, tapi saya tetap senang. Serasa berada di negeri di atas awan. Sungguh karunia pemandangan yang sangat Indah, karya Sang Maha Pencipta.

Puncak Tallung

Dengan menggunakan teropong bumi, terlihat beberapa tenda bulan para pendaki yang sudah sampai di bawah dan sebuah rumah di lembah Ramma. Ternyata ada seorang warga yang tinggal di sini. Para pendaki memanggilnya dengan sapaan Tata Mandong atau Tata saja. Dia sudah akrab dengan para pendaki yang datang kata salah seorang teman pecinta alam.

Disela-sela istirahat, tiba-tiba seekor anjing hitam menghampiri kami. Kata teman-teman dari mahasiswa pecinta alam, anjing itu sangat ramah dan sering mendatangi para pendaki di sini berharap mendapatkan makanan. Bolong panggilan anjing itu sudah menjadi penghuni tetap daerah ini, anjing itu sering mengantar para pendaki menuju lembah Ramma.

Pagi harinya, kami mulai menuruni puncak Tallung. Jalur turunan tatkala terjalnya dengan jalur yang dilewati sebelumnya. Jalannya cukup curam dan berbatu. Jalan yang dilewati jadi licin akibat hujan gerimis semalam dan kabut yang mulai menyelimuti  sehingga kami sangat berhati-hati saat menuruni jalan ini.

Sesampai di lembah Ramma, kami mendirikan tenda dekat aliran sungai kecil sambil bersih-bersih diri. Airnya sedingin air dalam kulkas yang ada di rumah. Kulit-kulit di tangan dan kaki mulai mengkerut akibat suhu dingin airnya.

Siang harinya, kami dikunjungi oleh Tata mandong. Pria tua dengan peci hitam di kepalanya. Kami berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Makassar. Tata sudah sembilan tahun menghuni lembah ini. Sambil menjaga kelestarian alam di tempat ini, Tata juga memelihara beberapa ekor sapi dan satu kuda yang dibiarkan berkeliaran di sekitar lembah Ramma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun