Mohon tunggu...
Nur Aini Rizky Syaban
Nur Aini Rizky Syaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga_20107030112

"Percayalah pada dirimu sendiri. Meskipun sebenarnya kau tidak percaya, berpura-puralah. Pada satu titik, kau akan benar-benar percaya pada dirimu sendiri"(❁´◡`❁)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jagung Titi (Wata Bitti) Makanan Khas NTT yang Jarang Diketahui Orang

23 April 2021   20:30 Diperbarui: 23 April 2021   20:29 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagung Titi ( Wata Bitti) , Makanan khas NTT yang jarang diketahui orang...

Indonesia tak hanya terkenal dengan kekayaan alam dan budaya, namun kekayaan kuliner juga menjadi kebanggaan tersendiri di mata dunia.Berbicara tentang kuliner yang ada di Indonesia memang tidak ada habisnya. Bagaimana tidak, disetiap daerah yang di indonesia ini memiliki makanan khasnya masing-masing. Sehingga tidak bisa dipungkiri kalau kuliner-kuliner khas Nusantara ini sudah di akui oleh dunia.

Perbedaan budaya di setiap daerah di Indonesai membuat pengelolaan produk makanan menajdi berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing dari daerahnya. Dapat kita lihat masakan orang sumatra yang cendrung pedas akan sangat berbeda dengan masakan orang jawa yang cendrung lebih manis. Berbeda pula dengan masakan khas orang di timur Indonesia yang cendrung lebih gurih.

Makanan yang akan saya bahas kali ini adalah makanan khas yang ada di propinsi Nusa  Tenggara Timur ( NTT), yang juga tidak kalah populernya dengan makanan-makanan khas lainnya.  Nusa Tenggara Timur terletak di bagian tenggara Indonesia dengan beribukotakan Kupang. Pada zaman penjajahan NTT termaksud dalam propinsi Sunda kecil. NTT terdiri dari beberapa kepulauan dengan tiga pulau utama yakni pulau Flores, Pulau Sumba dan pulau Timor Barat.

Sejak zaman dulu NTT selalu menjadi incaran negara-negara karena alamnya yang kaya akan rempah-rempah, hal ini mengakibatkan kuliner khas NTT kaya akan bumbu rempah. Menurut sejarah menyebutkan bahwa kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak dari polinesia dan melanesia. Dengan ciri khas sajian yang didominasi rasa gurih dan kaya kan rempah. NTT tidak hanya menawarkan keindahan alamnya saja, akan tetapi ia juga menawarkan berbagai kuliner khas yangg juga sangat melegenda, yang sayang untuk dilewatkan.

Salah satunya adalah Jagung titi yang merupakan salah satu makanan khas NTT terutama di pulai Flores seperti pulau Solor, Adonara, Alor dan lembata. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Watta Bitti yang berarti jagung yang di tumbuk ( dititi) dengan menggunakan batu. Makanan khas yang satu ini memang terbilang sangat unik dengan proses pembuatan yang sangat sederhana. Hanya dengan menggunakan dua buah batu yang berukuran berbeda, batu pertama diletakan di atas tanah dan batu yang lainnya sebesar kepalan tangan yang digunkanan untuk menumbuk jagung yang sudah di goreng tanpa minyak di atas wajan yang terbuat dari tanah liat.

Atau lebih jelasnya dalam membuat jagung titi ini tergolong sangat muda akan tetapi alat yang masih sangat tradisional yang menjadi kesulitannya, karena ini mengenai cita rasa maka tidak bia untuk digantikan. Alat dan bahannya yaitu : batu besar berpermukaan datar, batu bulat seukuran kepalan tangan orang dewasa, batu tungku, kayu bakar, alat pemgaduk dan jagung tentunya menajdi bahan dasarnya.  

Jagung titi ini dulunya merupakan makanan pokok masyarakat karena masyarakat setempat masih kesusahan dalam mendapatkan beras. Dengan berkembangnya zaman jagung titi tidak lagi menjadi makan pokok, namun menjadi makanan khas masyarakat setempat. Walaupun teksturnya yang keras, jagung titi ini tidak bisa ditinggalkan karena merupakan warisan nenek moyang, sehingga perlu untuk dilestarikan.

Biasanya jagung titi ini dihidangkan ketika ada tamu dari daerah luar yang berkunjung sebagai bentuk penghormatan kepada tamu tersebut serta dikonsumsi oleh masyarakat lokal sebagai pengganti nasi. Dan untuk makanan pendamping dari jagung titi ini, biasanya diberikan tambahan kacang rebus/goreng, dengan ikan gelang (daging pari manta yang sudah di keringkan) dan tambahan sayur rumpu rampe, tumis bunga pepaya yang juga di masak dengan cara yang unik. Dan jika bosan dengan penyajian di atas jagung titi ini juga bisa di jadikan cemilan (emping jagung) setelah di masukan ke oven.

Pekerjaan ini dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk sebagai bentuk mencari pengahsilan tambahan untuk keluarga. Uniknya ibu-ibu yang mentiti jagung titi ini ketika mengambil jagung dari wajan tidak menggunakan alas apapun atau hanya menggunakan tangan kosong. Tantang dalam membuat jagung titi ini ketika mengambil jagung yang di goreng lalu diletakn di atas batu untuk ditumbuk, dimana harus dilakukan dengan cepat, jika tidak tangan yang akan kena tumbukan batu. Dalam sehari ia dapat membuat  1 kg jagung dan  menghasilkan satu kantong plastik jagung titi,dengan satunya di bandrol dengan harga 50.000. Namun karena proses penjualan yang masih tradisional tidak setiap hari jagung titi ini terjual, setalah selesai pembuatan jagung titi akan di simpan dan menunggu pembeli beberapa hari, bahkan mungkin sampai berminggu-minggu. Walaupun begitu, makanan ini akan tetap terjaga dan awet karna di goreng tanpa menggunakan minyak.

Ramlia Wukak salah satu ibu rumah tangga yang memilih pekerjaan ini, ia mengaku menekuni pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ketika di pikir-pikir dengan resiko yang begitu besar ketiak membuat jagung titi ini dan proses penjualan yang tidak mendung dan menentu mungkin kita akan berpikiran bahwa hasil penjualan ini tidak bisa menutupi kehidupan sehari-hari. Karena bukan hanya untuk makan sehari-saja ia juga harus menyisihkan hasil dari penjualan tersebut untuk anak-anaknya yang masih sekolah dan yang sedang kuliah. Namun begitu ia mengatakan bahwa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun