Mohon tunggu...
Nur Aini Rizky Syaban
Nur Aini Rizky Syaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 20107030112 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Aiini

Selanjutnya

Tutup

Film

Pergulatan Batin Perempuan dalam Film Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pendosa - Review Film Karya Hanung Bramantyo

5 Juni 2024   15:09 Diperbarui: 5 Juni 2024   15:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sutradara : hanung Bramantyo

Produser : Raam Punjabi

Ditulis Oleh : Ifan Ismail

Tanggal Rilis : 1 Desember 2023

Durasi : 117 Menit

Pemeran : Aghniny Haque, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu

Film "Tuhan izinkan aku menjadi pendosa" merupakan sebuah film adaptasi dari Novel dengan judul Tuhan, Izinkan aku menjadi pelacur karya Muhidin Dahlan. Film ini disutradarai oleh Hanum Bramantyo dan ditulis oleh Ifan Ismail dengan tema religi menggunakan pendekatan yang unik yakni menggali sisi gelap dari manusia yang selalu menutup dirinya dengan topeng agama dan permasalahan yang compleks yang terjadi di masyarakat.

Hanum Bramantyo dengan berani mengangkat isu yang dianggap sepeleh kalangan masyarakat. Film ini mencoba membuka isu sensitif dengan mempertontonkan ke khalayak ramai bagaimana kejinyya kehidupan underground yang biasanya ditutupi dengan segala kemunafikan. Buku yang menjadi asal usul film ini merupakan slah satu buku kontroversial sejak diterbitkan di tahun 2003, buku ini dianggap menyinggung kelompok tertentu dan membahas terkait kekerasan seksual yang diterima oleh seorang santriwati di sebuah pondok pesantren.

Hanum Bramantyo mengemas film ini dengan rapi dengan durasi 117 menit, ia meminang Aghniny Haque sebagai Nidah Kirani yang menjadi pemeran utama dalam film ini. Aghniny menerjemahkan isi buku dalam aktingnya yang menggugah perasaan siapa saja yang menontonnya. Film ini menggunakan alur maju mundur, dengan penempatan yang pas hingga berhasil mengaduk-aduk perasaan penonton, bebebrapa darinya sampai meneteskan air mata. Perjalanan spiritual seorang Kiran yang mengalami pergolakan batin yang dahsyat, diperkuat dengan narasi dan emosional yang tinggi. Tidak hanya itu, film ini juga diperkuat dari segi sinematografi yang sangat mengesankan yakni penggunaan pencahayaan dan komposisi gambar dan visul yang kuat.

Pada awal film ini menggunakan alur maju mundur yang tidak beraturan, yang menceritakan mahasiswa perantau yang berasal dari keluarga sederhana yang mencoba dan belajar taat penjalankan perinta agama. Pemeran utama film dalam hal ini Kiran yang gmencoba taat, ia bahkan rajin mengikuti pengajian yang diadakan salah satu organisasi Islam di kampusnya. Dengan semua doa dan ibadahanya, ia justru mendapatkan perlakuan yangg buruk. Ketika kiran menjadi korban kemunafikan dari pemimpin organisasi yang gia ikuti tersebut, diperparah dengan duka yang menimpah kaluarganya, hal ini menjadi puncak pergolakan batin yang dirasakan kiran, ia merasa bahwa Tuhan tidak adil atas dirinya.

Berbagai pergolakan batin yang tidak bisa ia kendalikan, Kiran menjadi makhluk yang pendosa yang menentang kebebasan Tugan. Kiran meninggalkan segala aturan yang dulunya ia sangat taati, seperti menggunakan pakian yang menutup aurat menghindari zina dll. Berbalik dari itu, kinan setelahnya menanggalkan pakian serba tertutupnya, melakukan dosa sesuka hatinya, seperti mabuk-mabukan dan menjadi pelacur.

Kinan dan orang-orang yang ditolak (pelacur) di masyrakat ini kemudian di tampung oleh ami, salah satu yang juga terlibat dalam dunia prostitusi. Dalam satu scane, Kinan melancarkan aksinya dengan melacurkan dirinya dengaan klien-klien khusus, seperti parah politisi yang menggunakan topeng agama untuk kepentingan pribadi. Misi yang diluncurkan Kinan ini bertujuan untuk mengungkap sifat asli dari meraka yang bersembunyi dengan topeng agama ini kepada publik.

Petua religi pada bavak ketiga dikemas dengan cara lama yakni berupa cerama yang disampaikan oleh tokoh Agama bukan Ulama, garis besar dari nasehat ini adalah berupa nasehat keimanan untuk memperkuat dan mengembalikan orang-orang yang pernah patah hati dengan Tuhannya ini kembali ke jalan yang benar. Melalaui film ini, penonton diajak untuk melihat dan merenungkan kembali sisi gelap dan terang kehidupan, serta bagaimana manusia berjuang untuk menemukan jalan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun