Mohon tunggu...
Nuraini Mas Aulia
Nuraini Mas Aulia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Jangan Lupa Bersyukur 😊

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemikiran Mutazilah di Mata Ahlusunnah Wal Jamaah

27 September 2018   04:22 Diperbarui: 27 September 2018   06:25 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menurut pandangan mu'tazilah, manusia itu memiliki kebebasan bertindak dalam kesehariannya. Manusia bebas bertindak karena kebebasan itu adalah pemberian dari Allah Swt, tetapi golongan mu'tazilah mengatakan bahwa manusia itu memiliki qudrat (berkuasa) dan iradat (berkehendak), tetapi sifatnya hanyalah sementara atau hanya sebagai pinjaman semata. Kebebasan yang di berikan itu harus dipertanggungjawabkan dengan semua perbuatannya. Apabila manusia melakukan kebaikan maka Allah Swt akan memberikan kebaikan pula, dan jika perbuatannya itu buruk maka Allah Swt akan memberikan hukuman. Hal tersebut dijadikan prinsip keadilan oleh mu'tazilah. Mereka juga mengatakan jika wajib hukumnya Allah Swt bersikap adil. Sedangkan Ahlusunnah mengatakan jika Allah itu memiliki sifat adil (Allah Maha Adil), dan Allah Swt menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Mu'tazilah menetapkan bahwa semua muslim wajib melakukan upaya untuk menyiarkan dakwah Islam dan menunjuki orang yang sesat, dan mencegah orang untuk mencampur adukan kebenaran dan kebatilan, sehingga tidak dapat menghancurkan Islam. Ajaran ini berhubungan dengan pembinaan moral, dimana dalam membina moral umat, Mu'tazilah berpendapat bahwa amar maruf nahi mungkar sebagai suatu bentuk dari kontrol sosial wajib dijalankan. Kalau dapat cukup dengan seruan, tetapi kalau terpaksa dengan kekerasan.

Dapat disimpulkan dari paparan diatas, bahwa pemikiran golongan mu'tazillah dengan ahlusunnah saling bertolak belakang. Mu'tazillah sangat mengedepankan akal dan mengesampingkan Al-quran dan hadist. Hal ini lah yang tidak disepakati oleh golongan Ahlusunnah, karena Ahlusunnah mengedepankan Al-quran dan hadis daripada akal dan mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Kaum Mutazilah merupakan salah satu wujud kebebasan berpikir dan berpendapat di dunia Islam. Sekaligus menjadi salah satu pembelajaran intelektual Islam yang perlu dipelajari dan dikaji guna menambah dan memperkaya wawasan keilmuan kita semua. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun