Bagi saya sangatlah tidak masuk akal ketika seseorang bisa mengagumi seorang penyanyi atau group vocal sampai sebegitunya dan mengatakan bahwa sang idola telah mengubah hidup mereka. Benar-benar menurut saya sangat tidak masuk akal. Bagaimana musik bisa mengubah hidup mereka? Terlebih mereka yang mengatakan hal tersebut merupakan fans-fans fanatik yang bisa dan mau melakukan apa saja demi idola mereka.
Itu adalah anggapan saya dulu, sebelum saya mengenal David Bowie. Bagi kalian yang lahir era 90an seperti saya belum tentu mengenal David Bowie apalagi yang lahir dekade setelahnya.
Saya mengenal David Bowie tahun 2015, lewat film "The Secret Life of Walter Mitty". Disitu ada scene favorit saya dimana Walter Mitty yang diperankan oleh Ben Stiller merasa ragu-ragu untuk pergi ke tempat tujuannya atau tidak.Â
Seketika itu juga Wanita pujaannya (dalam pikirannya) datang dengan menyanyikan lagu "Space Oddity" dari David Bowie. Scene itu begitu impactful bagi saya dimana Walter Mitty dalam film itu yang hanya bisa berkhayal dan membual begitu berani membuat keputusan berani untuk pergi dengan loncat  naik helikopter tersebut.
Tidak hanya scene tersebut namun lagu tersebut begitu membekas di pikiran saya. Tidak hanya lagunya namun liriknya begitu puitis dan sangat menggugah saya untuk menjadi berani.
This is ground control to Major Tom
You've really made the grade
And the papers want to know whose shirts you wear
But it's time to Leave the capsule if you dare
Lagu ini dibuat persis beberapa hari sebelum peluncuran Neil Armstrong ke Bulan dan lagu ini begitu meledak di Inggris Raya pada saat itu. Namun bagi saya lagu ini bermakna begitu dalam. Karena lagu ini merupakan symbol dari keberanian untuk bergerak eksponensial dari biasanya dan mendobrak banyak kebiasaan.
Pertemuan kedua saya dengan Bowie juga lewat film yaitu "The Martian" yang menceritakan kehidupan manusia yang pergi ke Mars. Banyak lagu dari Bowie yang menjadi soundtrack film tersebut diantaranya "Starman" dan "Life on Mars".Â
Dari situ saya semakin tertarik dengan Bowie. Lagu-lagunya banyak saya dengarkan dan saya banyak mencari tentang sisi kehidupan David Bowie. Pada saat itu rasanya biasa saja, ya seperti penyanyi dekade 80an pada umumnya. Mulai dari hijrah ke New York, adiksi obat, dan kesulitan keuangan. Â Buat saya saat itu tidak begitu menarik.
2022 buat saya merupakan tahun yang berat terlebih di pekerjaan. Transisi ekonomi setelah pandemi membuat kami berbenah. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi untuk menyesuaikan dengan perubahan dunia saat ini. Perasaan tidak nyaman tentu saja dirasakan karena banyak hal-hal yang tidak biasa serta kebijakan extraordinary yang harus dibuat untuk menyesuaikan diri.
Ditengah kesibukan saya, entah bagaimana sore itu di penghujung tahun 2022 saya bertemu lagi dengan David Bowie. Entah apa tiba-tiba saya ingin memutar playlist David Bowie ya mungkin karena speed dari musiknya yang pas saat itu. Tidak terasa di sore sampai malam itu saya sudah mendengarkan banyak lagu Bowie yang ternyata semuanya sangat pas ditelinga saya saat itu. Begitu bersemangat dan menggelora, bahkan pekerjaan saya pun jadi cepat selesai.
Musik-musik tersebut membuat rasa penasaran saya muncul kembali akan sosok David Bowie dan karya-karyanya. Akhirnya saya membuka kembali buku yang pernah saya beli tentang David Bowie dan juga melihat film dokumenter tentang Bowie. Entah kenapa saat membuka Kembali dan menonton Kembali kisahnya membuat saya bersemangat. Mungkin karena kali ini begitu relate dengan kehidupan saya saat ini yang berhadapan dengan suatu perubahan.
Siapa yang saat ini siap dengan perubahan? Saya yakin tidak ada. Sudah fitrahnya manusia untuk mencari kestabilan dalam hidup. Namun berbeda dengan Bowie melalui lagunya CHANGES.
I still don't know what I was looking for
And my time was running wild
A million dead-end streets
Every time I thought I'd got it made
It seemed the taste was not so sweet
So I turned myself to face me
But I've never caught a glimpse
Of how the others must see the faker
I'm much too fast to take that test
Ch-ch-ch-ch-Changes (Turn and face the strange)
Ch-ch-Changes (Don't want to be a richer one)
Ch-ch-ch-ch-Changes (Turn and face the stranger)
Ch-ch-Changes (Just gonna have to be a different one)
Time may change me
But I can't trace time
Ternyata lagu ini sangat menggambarkan Bowie saat itu. Bagaimana tidak seorang penyanyi yang saat itu meledak dengan lagunya Ziggy Stardust dan berpenampilan flamboyan bisa berganti haluan dengan penampilan parlente. Tidak hanya itu ternyata dia berubah tidak pada saat itu namun secara konstan berubah mulai dari penampilan hingga musiknya menyesuaikan waktu dan keadaan.
Bagaimana bisa menyesuaikan waktu dan keadaan? Â Ketika dia membutuhkan uang, dia bisa masuk ke label mainstream dan menghasilkan banyak uang. Tidak banyak orang yang bisa menyesuaikan hal tersebut. Namun jagoannya Bowie ini Ketika dia sudah banyak uang dia bisa Kembali membuat karya yang sesuai dengan idealisnya dia tanpa banyak berpikir karyanya laku atau tidak.
Tidak hanya lagu "Changes" yang menginspirasi saya, Â
"The Man Who Sold The World" begitu menggugah saya.
Oh no, not me
We never lost control
You're face to face
With the man who sold the world
Istilahnya tuh "gue bangeeet" karena apapun yang terjadi tetap kita tidak boleh lost control. Di era banyak perubahan ini salah satu yang sulit untuk kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Perasaan marah, tidak ingin kalah, selalu ingin menang pasti akan selalu ada di era banyak perubahan saat ini. Kenapa begitu? Karena the winner takes it all, the loser standing small. Banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk menang untuk meraih puncak tanpa sadar mereka benar-benar lost control.
Lagu ini benar-benar menginsipirasi untuk tidak marah hmm atau setidaknya marah dengan cara yang elegan dan tidak lepas kontrol. Sangat sejalan dengan quotes favorit saya dari Ivana Trump
" Ladies, you have to be strong and independent, And remember, don't get mad --- get everything!"
Bowie menginsipirasi saya untuk terus menerus berubah atau constantly change dan bersahabat dengan segala perubahan yang ada. Tentunya dengan keberanian dan tidak lost control apapun yang terjadi. Akhir kata lagi-lagi Major Tom menginspirasi saya untuk berani untuk terus berubah dan tidak takut akan perubahan
This is ground control to Major Tom
You've really made the grade
And the papers want to know whose shirts you wear
But it's time to leave the capsule if you dare
Entah seperti Major Tom atau Walter Mitty saya nanti, tapi terimakasih Bowie.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI