Kami  menyebut  bulan Ramadahan dengan nama  bulan puasa.  Bulan yang membahagiakan  bagi saya khususnya sebagai ibu rumah tangga. Banyak hal yang  membuat  saya  berbahagia.  Sebagai ibu dari 2 orang anak, saya merasa bahagia melihat anak-anak dan suami bisa berkumpul bersama, makan bersama dan ibadah  bersama. Kegiatan  semacam  ini  jarang  kami lakukan  di luar  bulan  puasa. Menyiapkan hidangan pun kami lakukan bersama-sama.  Biasanya urusan memasak merupakan tugas saya dan anak gadis. Sementara tugas menyiapkan  minuman adalah  tugas suami dan atau tugas  anak laki-laki.
Kami mempunyai 2 orang anak. Satu perempuan  dan satu  laki-laki. Anak  pertama kini sudah gadis usia dewasa di tahun 2023 ini bernama Intan Rahayu Harkiyanti. Anak kedua , lelaki lajang yang kini tahun 2023 ini sudah berusia 21 tahun bernama Danendra Nugroho Wibisoni. Putri dan putra kami masing-masing sudah bekerja. Anak pertama perempuan, berdinas  di Satuan Polisi Pamong Praja dan anak laki-laki berdinas di Kepolisian Republik Indonesia.
Alhamdulillah, nikmat mana lagi yang akan engkau ingkari. Tanggung jawab  mengantarkan  mereka memperloleh pekerjaan  sudah kami tunaikan sebagai orang tua.
Putri dan putra kami sudah dewasa, saatnya mereka bisa membantu kami di bulan puasa ini. Berbagi tugas membantu ibunya menyiapkan menu buka puasa. Tidak seperti waktu mereka masih kecil, yang menerima apa saja yang dimasak ibunya. Sekarang mereka bisa memilih dan mengusulkan menu yang akan dimasak bersama.
Ketika mereka masih kecil, awal mereka belajar berpuasa, saya menjanjikan hadiah apabila mereka bisa puasa penuh satu hari, dua hari sampai mereka bisa puasa penuh satu bulan. Anak laki-laki saya, ketika kelas 1 sekolah dasar, mampu puasa penuh satu bulan, ia minta hadiah dibelikan gambar kuda. Hadiah itu pun sudah saya penuhi langsung sehari sebelum lebaran tiba. Tidak hanya gambar kuda tetapi lengkap dengan bingkainya. Gambar kuda itu masih utuh tergantung  di dinding kamarnya hingga saat ini.
Anak laki-laki saya sangat rapi menyimpan mainannya waktu kecil. Sampai sekarang semua mainannya masih utuh menghiasi etalase yang kami siapkan untuk mainanya.
Ketika mereka masih kecil, mereka tidak membantu memasak, tetapi menunggu saya memasak di dapur. Bertanya ini masakan apa, itu masakan apa dan beragam pertanyaan lainnya. Ujung-ujung dari pertanyaannya adalah,'"Makanan ini enak, bu?"
Jurus berikutnya minta membatalkan puasa, padahal  matahari akan tergelincir di jurang yang landai. Matahari sudah di barat dan berwarna kuring ke merah-merahan. Pertanyaan mereka yang membutuhkan rayuan saya agar mereka tidak membatalkan  puasa dan memintanya jangan menunggu di dapur.
Ketika makanan terhidang di meja makan, mereka berkeliling  mengitari meja makan sembari menghitung aneka makanan yang dihidangkan. Satu, dua, tiga.....,"Hanya ini makanannya, ibu!"
"Apakah ada yang lain, Bu?"
Begitu pertanyaan mereka waktu kecil dulu.
Sekarang mereka  sudah dewasa, tidak ada hadiah untuk mereka, tidak ada pertanyaan ragam  makanan dan tidak lagi menonton ibunya yang memasak.
Mereka berbagi tugas membantu ibunya. Mulai dari menyiapkan, memasak, menghidangkan dan membereskan meja makan. Ini adalah kebahagiaan saya sebagai seorang ibu.
Puasa hari pertama tahun ini sangat sederhana
Masakannya tidak ada yang istimewa. Yang dimasak apa yang ada di kulkas saja karena tidak disiapkan khusus. Saya tidak ke pasar meskipun pasar dekat sekali dari rumah. Hanya jalan kaki dan dalam hitungan kurang dari 10 menit sudah sampai pasar induk. Pasar terbesar di daerah. Namun karena sehari menjelang puasa dan hari pertama puasa pasar sangat ramai menyebabkan saya enggan le pasar.
Saya minta maaf pada suami dan anak-anak hari pertama dan kedua belum bisa menyiapkan menu yang berbeda dengan hari lainnya di luar bulan puasa.
Menu puasa hari pertama, berkedel jagung, tempe mendoan, tahu dan tempe sambal, lalapan ayam, sayur asam dan minuman es kelapa muda. Buahnya kelengkeng yang dipanen di halaman rumah adik.
Kebersamaan memang sangat saya tunggu. Saya ingin kebersamaan selalu ada. Ada tawa, canda, saling pengertian dan saling mengasihi.
Makan bersama dengan penuh keakraban, saling mengambilkan makanan dan saling menawarkan makanan,
Sholat berjamaah, berangkat ke masjid bersama untuk sholat tarawih, sahur bersama dan sholat subuh bersama.
Banyak kesempatan bersama di bulan puasa yang tidak dilakukan di luar bulan puasa. Â Terutama makan bersama yang sangat jarang dilakukan karena jam pulang kerja masing-masing berbeda.
Semoga bulan puasa ini dilalui dengan penuh berkan, kedamaian dan ketentraman.
Tulisan ini sudah tayang di https://nuraunitanbi.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H