Mohon tunggu...
Aini
Aini Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penyelamatan Si Dugong, Mamalia Laut Yang Hobi Me-lamun

5 Januari 2025   18:57 Diperbarui: 5 Januari 2025   18:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Upaya penyelamatan kami masih terus berlanjut, tim kami berusaha untuk menelusuri rantai perdagangan liar terhadap satwa ini. Diberitakan, dugong tidak hanya diburu untuk diambil daging, minyak, dan tulangnya melainkan air mata dugong. Air mata dugong dipercaya dapat menjadi penglaris usaha. Sebuah keyakinan yang keliru tanpa dasar ilmiah. Secara medis air mata dugong merupakan lendir yang memiliki fungsi sebagai cairan pembersih untuk kelopak mata dugong saja. Selain itu bagian lainnya seperti daging, minyak, dan tulang dugong seharusnya diganti dengan hewan laut lainnya yang populasinya lebih stabil dan tidak terancam punah. 

Selain dugong, upaya penyelamatan kami juga dilakukan terhadap habitatnya yang sering terganggu. Aktivitas penduduk di sekitar padang lamun semakin hari mulai lebih bertanggung jawab dan hati-hati. Selain itu kebiasaan membuang sampah di wilayah padang lamun pun berangsur-angsur hilang. Hal-hal sederhana ini apabila ditekuni dalam waktu lama akan sangat bermanfaat bagi ekosistem lamun dan kehidupan si dugong. Kendala selama di lapangan tak menyurutkan langkah kami untuk menjadi bagian dari penyelamat keanekaragaman hayati.

Dari balik terumbu karang besar, saya dan tim kembali mengamati dugong sedang me-lamun dengan cukup lahap. Air laut sudah mulai pasang dan kapal-kapal penangkap ikan juga sudah melepas jangkar untuk bersiap menuju tengah laut. Saya tiba-tiba teringat akan berita dugong yang tertabrak kapal nelayan. Dugong-dugong yang tertabrak sebetulnya masih dapat diselamatkan jika mendapatkan penanganan yang tepat. Namun, seringkali hal tersebut dijadikan kesempatan oleh oknum atau pemburu untuk mencuri hewan tersebut.

Sebuah perjalanan tentunya akan menyisakan kenangan, terkadang kenangan yang didapat tak selalu kenangan menyenangkan melainkan juga yang tidak menyenangkan. Sama halnya yang dirasakan tim kami, penolakan dan ancaman pun sering kami dapatkan. Himbauan yang kami terus siarkan adalah untuk menjaga ekosistem lamun dan mengurangi aktivitas di wilayah terkait. Namun, kendala-kendala yang terjadi itulah yang menjadikan semangat konservatif kami semakin tertantang untuk melakukan perubahan. Tak ada jalan yang selalu mulus, begitulah semboyan kami dalam upaya penyelamatan habitat dugong. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun