Krisis Iklim dan Tantangan Bagi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Isu perubahan iklim dan pemanasan global saat ini sedang melanda seluruh negara di dunia.

 Memerangi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan adalah bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

 Isu perubahan iklim dan pemanasan global kini menjadi permasalahan seluruh negara di dunia.

 Selain pandemi COVID-19, perubahan iklim kemungkinan besar akan menimbulkan tantangan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang, yang merupakan masalah besar bagi banyak negara di dunia.

 Permasalahan perubahan iklim adalah suhu bumi akan meningkat sebesar 2,5 hingga 4,7 derajat pada tahun 2100 akibat peningkatan gas rumah kaca (GRK).

 Salah satu upaya untuk mencegahnya adalah dengan menandatangani Perjanjian Paris.

 Perjanjian ini merupakan bentuk komitmen global untuk memperkuat upaya global melawan ancaman perubahan iklim.

 Pemerintah telah memposisikan ekonomi hijau sebagai salah satu strategi utama transformasi ekonomi jangka menengah dan panjang.

 Strategi ini juga akan membantu Indonesia mencapai tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

 “Terobosan baru sangat diperlukan untuk mengambil langkah besar dalam mencapai tujuan SDG, terutama di masa pandemi.

 Pemerintah juga semakin memperluas kerja sama keuangan ramah lingkungan dengan organisasi internasional.

 Sementara itu, pemerintah telah membentuk badan pengelola investasi atau Otoritas Investasi Indonesia (INA).

 Lembaga ini membantu memberikan alternatif investasi untuk pembangunan ekonomi hijau.

 Implikasinya terhadap perekonomian berkelanjutan adalah perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia dan mengancam kehidupan di Bumi seperti yang kita ketahui.

 Perubahan iklim terjadi jauh lebih cepat dari perkiraan seiring dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca.

 Dampak yang ditimbulkan antara lain kondisi cuaca ekstrem dan berubah-ubah serta naiknya permukaan air laut, yang dapat menimbulkan dampak buruk.