Seperti menurut Rusmana (2014) pemilihan pendekatan pembelajaran merupakan strategi guru dalam proses pembelajaran matematika hendaklah dapat merangsang dan melibatkan peserta didik secara aktif, baik secara fisik (psikomotor), intelektual (kognitif), dan emosionalnya (afektif) dalam belajar.Â
Strategy may also be interpreted as general patterns of teacher and student activities in the realization of teaching and learning activities to achieve the objectives outlined (Aji & Budiyono, 2018). Findings indicated th at school authorities need to develop strategies to deal with the needs of those teachers who experience less job satisfaction and commitment (Abdu, 2018).Â
Setelah guru menyampaikan materi, kemudian guru menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum mereka mengerti, seringkali siswa hanya diam dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang telah disampaikan belum dimengerti oleh siswa.Â
Seperti pendapat Febriyanti (2014) banyak peserta didik yang motivasi belajarnya rendah terhadap mata pelajaran khususnya pada mata pelajaran Matematika, ini ditandai dengan sikap pasif para peserta didik saat mengikuti pelajaran, hal ini jelas akan menghambat perolehan hasil belajar yang maksimal.Â
Teachers agree that problem solving is important and that students need to develop a range of problem-solving skills(Anderson, 2004). Teachers  with  bad  experiences  might  develop concerns,  stress  and  bad  attitudes  towards  the profession of teaching whereas they may also learn from the  experiences  and  conversely  ease  the  concern  and troubles  of  students  and  help  them  acquire  favourable attitudes (Muhammet & Sarigz, 2018) .Â
Namun pada kenyataannya tidak jarang kita jumpai bahwa dalam proses pembelajaran yang berperan lebih aktif adalah guru, sedangkan siswa hanya sekedar menerima informasi dan kurang berperan aktif  (Firdaus, 2016). Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai hanya segelintir orang. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.Â
Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Guru adalah salah satu tenaga kependidikan, bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran.Â
Menurut Putranti, Charitas, & Prahmana (2018) salah satu model pembelajaran yang memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran dan dapat mengembangkan keterampilan berfikir siswa dalam memecahkan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah. Essentially, teachers must have an awareness and understanding of maths anxiety, and develop an ability to assist maths anxious students (Whyte, 2015).Â
Berhasil tidaknya proses tersebut sangat tergantung pada fasilitas dan kualitas guru. Menurut Goodwin & Kosnik (2013) preparing quality teachers is a global concern as all nations look to education to ameliorate social ills and advance nation building. Teacher communication skills are important for a teacher in delivery of education to students (Khan, Zia-ul-islam, Khan, & Education, 2017). Agar efektif mengajar seorang guru harus sangat terampil dalam semua bidang ini.Â
Guru dengan komunikasi yang baik selalu berhasil hal-hal yang lebih mudah dan dimengerti. Selain itu sangatlah penting komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa agar dapat mempermudah guru dalam proses penyampaian pembelajaran. Untuk itu pemerintah telah memberi pengarahan dan penataran kepada sejumlah tenaga pendidik supaya lebih professional dalam memberdayakan anak didiknya.
Untuk menyikapi hal diatas perlu tenaga-tenaga pengajar matematika yang benar benar menguasai dasar-dasar matematika secara baik dalam rangka mengatasi kemungkinan pemberian konsep- konsep yang salah pada materi matematika yang bersifat dasar dan komplik. Sebagai tenaga pendidik harus memiliki rasa jangan cepat merasa  puas.Â