Mohon tunggu...
Nur Aidah Fitriyah
Nur Aidah Fitriyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidikan Matematika

Allah always listening, always understanding

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesulitan Guru dalam Mengajar Mata Pelajaran Matematika

7 Agustus 2019   10:45 Diperbarui: 24 Juni 2021   07:41 5007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesulitan Guru dalam Mengajar Mata Pelajaran Matematika. | Kompas

Suatu pendidikan dapat dikatakan berhasil atau tinggi mutunya apabila pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh para guru berguna bagi perkembangan pendidikan selanjutnya. Seperti menurut  Kalobo (2016) there is a need for Mathematics teachers to know how to develop learners' statistical literacy, reasoning and thinking. An educated workforce is necessary for a high national standard of living. Increasing the human capital of the poor is likely one of the most effective ways to reduce poverty and increase upward economic mobility (Bold et al., 2017). 

Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu pokok permasalahan. Quality as contained in Oxford Advanced Learner's Dictionary, means the standard of something when it is compared to other things like it; how good or bad something is (Prof S.G.N Eze, 2017).

     Salah satu jenjang pendidikan yang menjadi landasan utama untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa adalah jenjang pendidikan dasar atau Sekolah Dasar. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Seperti menurut Hasratuddin (2014) matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang betuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. In mathematics, problem solving is integral: a goal as well as a major means of learning mathematics (Turpin, Matthee, & Kruger, 2015). 

Matematika juga mempunyai ciri-ciri tersendiri dibandingkan pelajaran lain. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa dan guru sangatlah berperan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaan. Teachers have a critical role to play in supporting development activities in the wider community as they are central to the realization of national and international education goals in poverty reduction (Abdu, 2018). 

Satu proses belajar yang aktif ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental maupun emosional. Pembelajaran matematika memerlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal, yang akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar. Pemecahan masalah merupakan tujuan umum dalam pembelajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika artinya kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika (Sariningsih & Purwasih, 2017). Practice the core of teachers' professional preparation (Ball, Forzani, & Ball, 2010). 

Kebanyakan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional (tradisional) yaitu menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas. Guru dan kurikulum sangatlah keterkaitan. The mathematics curricula designed by experts and implemented by the government to all grade levels do not fit our culture (Panthi & Belbase, 2017). Influence on this is the perspective that teachers are central to how the curriculum gets interpreted and lived in the classroom. Within this perspective lie the challenges for teacher education (Chapman, 2012). 

Menurut Anderson (2004) support problem-solving approaches in classrooms, resource materials and professional development opportunities have been available for teachers. Dalam proses pembelajaran juga sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang enggan bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan guru dan mereka cenderung besifat pasif. Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain siswa menerima pelajaran dengan pasif, kurangnya siswa dalam mengulang pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya, dan siswa masih kurang berani dalam menyampaikan pendapat saat pelajaran (Hindriyanto & Kurniasih, 2018).

Problematika saat ini adalah masih banyak siswa yang masih menganggap matematika itu sulit dan menakutkan.  Seperti pendapat Auliya (2016) matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit, karena karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis dan penuh dengan lambang serta rumus yang membingungkan. Menurut Novitasari (2016) sifat matematika yang abstrak, tidak sedikit siswa yang masih menganggap matematika itu sulit. 

Mereka menganggap matematika suatu pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan menjadi beban bagi siswa karena bersifat abstrak, penuh dengan angka dan rumus (Yuliyani, 2017). Menurut Yeni & Almuslim (2015) kesulitan belajar ini merupakan gangguan yang secara nyata ada pada anak yang terkait dengan tugas umum maupun khusus, yang diduga disebabkan karena faktor disfungsi neurologis, proses psikologis maupun sebab-sebab lainnya sehingga anak yang berkesulitan belajar dalam suatu kelas menunjukkan prestasi belajar rendah. Rendahnya aktivitas, minat dan motivasi belajar siswa disebabkan adanya anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang memiliki sifat abstrak dan terlalu monoton (Karim, 2017). 

Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran. The problems found at the assessment stage was the teachers' capacity in selecting appropriate techniques, in creating good instruments and in formulating clear assessment criteria (Retnawati, Munadi, Arlinwibowo, Wulandari, & Sulistyaningsih, 2017). Critical policy scholars report the high levels of fear, anxiety, mourning and loss of hope experienced by teachers as they navigate and negotiate the contradictory and conflicting discourses of this policy terrain (Singh, Allen, & Rowan, 2019). Sangatlah penting guru dalam melibatkan strategi pendidikan dalam proses pembelajaran agar merangsang peserta didik agak lebih aktif dan cepat tanggap. 

Baca juga: Mengajar Matematika dengan "TUKUL" learning

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun