Mohon tunggu...
nurahmad mauludul
nurahmad mauludul Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

BERSASTRA DAN BERBUDAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fakta Unik Gunung Kawi

6 November 2024   17:29 Diperbarui: 6 November 2024   17:30 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sedangkan Raden Mas Imam Soedjono adalah buyut dari Sultan Hamengku Buwono I, yakni yang memerintah Keraton Yogyakarta pada 1755-1892.

Disebutkan adanya tokoh ini membawa pengaruh terhadap banyaknya peziarah yang datang untuk wisata religi ke sini. Masyarakat dari berbagai etnis seperti Madura, Jawa, serta Tionghoa juga kerap mendatangi lokasi tersebut.

Di sisi lain, banyak juga peziarah yang datang ke sini untuk melakukan praktik pesugihan.

2. MEMILIKI AKSEN TIONGHOA

Pada area Pesarean Gunung Kawi, seakan pengunjung dibawa ke Negeri Tirai Bambu di masa lampau. Sebab, nuansa Tionghoa begitu kental di sini.

Mungkin banyak pengunjung yang bertanya-tanya, mengapa di sebuah gunung di Indonesia memiliki aksen demikian. Hal ini bermula ketika datangnya pria dari China bernama Tamyang yang mendatangi Gunung Kawi untuk menemui Eyang Jugo.

Eyang Jugo dikisahkan pernah melakukan perjalanan ke daratan China, dan dalam perjalanannya bertemu seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Kemudian Eyang Jugo dikabarkan membantu ekonomi yang hidup dalam kemiskinan tersebut.

Saat Eyang Jugo kembali ke Jawa, dia berpesan kepada perempuan itu agar jika anaknya sudah besar, anak tersebut disuruh datang ke Gunung Kawi di Jawa. Nah, anak janda yang dibantu oleh Eyang Jugo itu adalah Tamyang.

Dikabarkan pada sekitar tahun 1940-an, Tamyang datang ke Gunung Kawi dengan maksud membalas kebaikan Eyang Jugo. Sehingga dia merawat makamnya dengan baik.

3.POHON DEWANDARU

Pohon dewandaru yang tumbuh di depan pesarean Eyang Jugo dipercaya sebagai pohon keberuntungan. Lokasinya berada di area pemakaman, pohon ini disebut jgua sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghoa.Konon, jika bertapa di bawah pohon dewandaru hingga jatuh buah, daun, atau benda lain, maka akan mendapatkan keistimewaan tertentu. Banyak dari peziarah menganggap pohon ini bisa memberi kekayaan, dengan cara menunggu dahan, buah, atau daun yang jatuh.Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu kejatuhan benda tersebut bisa berbulan-bulan, tergantung niat dan keikhlasan batin seseorang.Pohon dewandaru yang tumbuh di pesarean Gunung Kawi dipercaya berasal dari tongkat Eyang Jugo yang ditancapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun