Memberikan nasihat merupakan salah satu bentuk kasih sayang seseorang terhadap orang yang di nasihati . Proses saling menasihati menunjukkan bahwa seseorang mengharapkan kebaikan bagi orang lain. Bahkan, Rasulullah menjadikan nasihat sebagai salah satu inti dari agama Islam yang mulia. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Agama adalah nasihat." Kami (sahabat) bertanya, "Untuk siapa?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya." (HR. Muslim no. 55)Â
Dalam Islam, ghibah atau menggunjing orang lain adalah tindakan yang dilarang. Bagaimana Adab menegur orang tua yang terlibat dalam ghibah? penting untuk melakukannya dengan cara yang bijaksana, penuh adab, dan kasih sayang. Berikut adalah beberapa adab berdasarkan hadis yang dapat diterapkan saat memberikan teguran atau nasihat kepada orang tua yang melakukan ghibah:
1. Menggunakan kata-kata yang lembut dan penuh hormatÂ
Dalam ajaran Islam, menghormati orang tua merupakan suatu kewajiban yang sangat penting. Ketika kita perlu memberikan teguran kepada orangtua, tegur lah dengan cara yang lembut dan penuh rasa hormat.
"Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam setiap urusan". [HR Bukhari no: 6024, Muslim no: 2165].
Contoh Menegur dengan lembut "Bapak/Ibu, lebih baik kita menjaga ucapan agar tidak membicarakan keburukan orang lain".
2. Mengingatkan bahwa ghibah adalah dosa
Cara lain yaitu mengingatkan kepada orang tua bahwa ghibah itu adalah perbuatan yang dilarang dalam islam.Â
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tahukah engkau apa itu ghibah?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Ia berkata, "Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain." Beliau ditanya, "Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah Mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya." (HR. Muslim).
Gunakan hadis tersebut untuk menekankan tentang dosa ghibah untuk menjelaskan bahwa perbuatan ini sangat merugikan dan di larang oleh ajaran islam.Â