Mohon tunggu...
Nur Afdianti
Nur Afdianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang melanjutkan pendidikan S1

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori psikososial Erik erikson: perkembangan kepribadian sepanjang hayat

17 Januari 2025   23:53 Diperbarui: 17 Januari 2025   22:52 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Erik Erikson adalah seorang psikolog dan psikoanalis yang terkenal dengan teori psikososialnya. Berbeda dengan Sigmund Freud yang menekankan pada perkembangan psikoseksual, Erikson memusatkan perhatiannya pada perkembangan psikososial. Ia percaya bahwa perkembangan manusia terjadi sepanjang hidup, dan setiap tahap kehidupan memiliki tantangan atau krisis yang harus diatasi untuk membentuk kepribadian yang sehat.

Teori Erikson mencakup delapan tahap perkembangan psikososial, yang masing-masing berisi konflik spesifik antara dua kutub yang harus diselesaikan individu. Resolusi konflik ini memengaruhi pembentukan identitas dan kepribadian seseorang.

Delapan Tahap Perkembangan Psikososial Erik Erikson

1. Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0--1 tahun)

Krisis: Apakah bayi dapat mempercayai dunia di sekitarnya?

Penjelasan: Pada tahap ini, bayi membentuk rasa kepercayaan terhadap pengasuh utamanya, seperti orang tua, jika kebutuhan fisik dan emosional mereka terpenuhi secara konsisten. Jika tidak, mereka dapat mengembangkan rasa ketidakpercayaan.

Hasil Positif: Kepercayaan dan rasa aman.

Hasil Negatif: Ketidakpercayaan dan kecemasan terhadap lingkungan.

2. Tahap Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (1--3 tahun)

Krisis: Apakah anak dapat mengembangkan kemandirian?

Penjelasan: Anak mulai belajar mengendalikan tubuh mereka (misalnya, toilet training) dan membuat keputusan sederhana. Jika diberikan dorongan, mereka akan merasa mandiri. Namun, kritik berlebihan dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun