Kesadaran ini mendorong seseorang untuk bertindak berdasarkan empati yang dirasakannya, seperti membantu orang yang membutuhkan.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati
Hoffman juga menekankan bahwa perkembangan empati dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:
Pengalaman Sosial: Interaksi dengan orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sosial membantu anak belajar tentang emosi orang lain.
Pemodelan Perilaku: Anak-anak cenderung meniru perilaku empatik yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka.
Penguatan Positif: Ketika perilaku empatik dihargai, anak-anak lebih mungkin untuk mengulangi perilaku tersebut.
Kemampuan Kognitif: Kemampuan untuk memahami perspektif orang lain berkembang seiring dengan pertumbuhan otak dan pengalaman hidup.
Signifikansi Teori Hoffman
Teori empati Hoffman memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana manusia mengembangkan kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain. Empati, seperti yang dijelaskan Hoffman, adalah dasar dari hubungan sosial yang sehat dan perilaku prososial. Dengan memahami tahapan-tahapan perkembangan empati, orang tua, pendidik, dan masyarakat dapat membantu anak-anak mengembangkan empati sejak dini, sehingga mereka dapat menjadi individu yang peduli terhadap orang lain.
Teori ini juga relevan dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, konseling, dan manajemen konflik. Dengan memahami bahwa empati berkembang secara bertahap, orang dewasa dapat mendukung anak-anak dan remaja untuk meningkatkan kemampuan ini melalui interaksi yang penuh perhatian dan lingkungan yang suportif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H