Mohon tunggu...
Nur Adi Prasetyo
Nur Adi Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kreator Digital

Mahasiswa di jurusan Teknologi Informasi yang penuh antusiasme, bermotivasi tinggi, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan senang menghadapi tantangan baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Emoji Semangka dan Hubungannya dengan Palestina

9 November 2023   16:26 Diperbarui: 9 November 2023   16:31 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Emoji semangka () adalah salah satu ikon visual yang dapat kita gunakan dalam komunikasi digital. Namun, apakah kita tahu bahwa emoji semangka memiliki makna dan konotasi yang lebih dalam daripada sekadar gambar buah segar?

Emoji semangka bukan hanya sekadar gambar semangka, melainkan juga sebuah simbol yang memiliki relevansi dengan isu-isu sosial dan politik. Salah satu kontroversi yang berkaitan dengan emoji semangka adalah hubungannya dengan konflik Palestina-Israel.

Emoji semangka sering digunakan sebagai bentuk protes atau dukungan terhadap salah satu pihak dalam konflik ini. Penggunaan emoji semangka sebagai simbol Palestina menjadi semakin populer pada tahun 2023 untuk menyatakan solidaritas dengan Palestina atau mengkritik tindakan Israel. Namun, ini juga memicu perdebatan dan kontroversi di kalangan pengguna media sosial.

Beberapa orang melihat penggunaan emoji semangka sebagai bentuk ekspresi bebas pendapat yang sah, sementara yang lain menganggapnya sebagai upaya untuk memanipulasi opini publik. 

Bagi sebagian orang, emoji semangka adalah cara untuk menyuarakan dukungan terhadap hak asasi manusia di Palestina dan mengecam tindakan Israel yang dianggap merugikan warga Palestina. 

Namun, pasti kalian mempertanyakan mengenai penggunaan emoji semangka sebagai simbol dukungan terharap Palestina, untuk menjawab kebingungan kalian, berikut informasi lebih lanjut tentang sejarah simbol semangka dan artinya dalam budaya Palestina.

Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari yang dilakukan antara Israel dan negara tetangga termasuk Mesir, Suriah, dan Yordania, Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur. Pemerintah Israel melarang pengibaran bendera Palestina di dalam batas-batasnya untuk membatasi tindakan nasionalisme Palestina dan Arab. 

Pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat. Sebagai tanggapan, orang Palestina mulai menggunakan semangka sebagai simbol identitas dan perlawanan mereka. Sejak saat itu, semangka telah menjadi simbol yang populer untuk menunjukkan dukungan kepada Palestina.

Lalu, mengapa semangka yang dipilih sebagai simbol dukungan kepada Palestina? Semangka menjadi simbol Palestina karena beberapa alasan, antara lain:

  • Warna semangka mirip dengan warna bendera Palestina. Semangka memiliki daging berwarna merah, kulit berwarna hijau-putih, dan biji berwarna hitam. Warna-warna ini mirip dengan warna bendera Palestina, yaitu merah, hijau, dan hitam.
  • Semangka adalah tanaman yang umum di Palestina. Semangka telah dibudidayakan di Palestina sejak berabad-abad yang lalu. Tanaman ini tumbuh subur di iklim kering dan gersang di Palestina.
  • Semangka memiliki makna simbolis yang penting bagi rakyat Palestina. Semangka sering dikaitkan dengan kesuburan, kemakmuran, dan harapan. Bagi rakyat Palestina, semangka juga melambangkan identitas dan budaya mereka.

Itulah makna dan alasan mengapa emoji semangka sering digunakan dalam konten bentuk aksi dukungan kepada Palestina. Dalam dunia digital yang terus berkembang, emoji semangka tidak lagi hanya berfungsi sebagai simbol buah segar. 

Mereka juga mencerminkan isu-isu sosial dan politik yang kompleks, seperti konflik Palestina-Israel. Penggunaan emoji semangka dapat mencerminkan dukungan, protes, atau bahkan kontroversi dalam konteks konflik tersebut. 

Penting untuk memahami bahwa penggunaan emoji semangka dalam konteks politik adalah sesuatu yang subjektif, dan pandangan mengenai hal ini dapat bervariasi. Dalam menggunakannya, penting untuk berpikir kritis dan memahami konteksnya agar pesan yang disampaikan dapat lebih efektif dan dihormati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun