Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) manjadi perbincangan hangat begitu memasuki semester empat. Mendengar cerita pengalaman dari kakak senior yang telah memprogramkan mata kuliah ini, membuat saya penasaran. Katanya dalam PBL nanti akan banyak suka ataupun duka.
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba. Pagi itu matahari masih tersembunyi di pelupuk langit dan embun pagi menyapa dengan kesejukannya. Setelah menempuhsekitar satu setengah jam perjalanan kami pun tiba di posko kami. Posko kelompok yang kami tempati adalah rumah Kepala Desa Sawah. Kami disambut dengan baik oleh keluarga kepala desa. Berbagai kegiatan pun kami lakukan secara bertahap dalam 12 hari.
Pemasangan spanduk, pembuatan gantchart hingga pembuatan jadwal piket kami lakukan pada hari pertama. Dengan memadukan kreasi yang kami miliki, kami membuatnya menarik untuk dilihat dan dibaca tentunya.
Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah kegiatan sosialisasi. Kegiatan tersebut kami adakan di rumah kediaman Kepala Desa dengan mengundang aparat desa setempat serta masyarakat Desa Sawah. Kegiatan ini berupa perkenalan kelompok dan penyampaian tujuan serta sosialisasi mengenai kegiatan pengambilan data primer yang akan kami lakukan.
Kegiatan selanjutnya yang tak kalah antusiasnya untuk kami lakukan adalah pengambilan data primer. Kegiatan ini mengharuskan kami untuk turun langsung ke masyarakat. Bagi saya disinilah puncak kegiatan seorang mahasiswa kesmas dimana kami harus turun langsung untuk mencari tahu keadaan masyarakat, melihat secara langsung lingkungan tempat tinggal masyarakat serta mengidentifikasi faktor resiko maupun pencetus yang dapat menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Kegiatan ini mengajarkan kami banyak hal. Keahlian kami dalam berinteraksi dan menghadapi masyarakat yang tentunya berbeda-beda satu sama lain. Selang waktu pengambilan data primer kami juga melakukan input data.
Setelah kurang lebih lima hari kami melakukan pengambilan data primer kami pun melakukan analisis masalah kesehatan yang terdapat dalam masyarakat Desa Sawah. Untuk kemudian mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Kami pun menetapkan beberapa program yang dapat membantu dalam mengurangi dampak maupun mencegah masalah tersebut. Setelah itu, 2 hari sebelum berakhirnya kegiatan PBL I kami melakukan brainstorming atau curah pendapat dengan aparat pemerintahan desa dan warga masyarakat setempat untuk menentukan prioritas dari beberapa program yang kami ajukan.
Kelompok kami sepakat bahwa yang akan menjadi pembicara ada empat orang dan saya salah satunya. Bagi saya saat itu adalah saat-saat yang menegangkan. Saat itu banyak masyarakat yang hadir dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Untuk pertama kalinya harus berbicara secara langsung didepan masyarakat banyak, menyampaikan gagasan atau ide program yang telah dirancang. Suasana mencair seketika ketika timbul respon yang baik dari masyarakat. Sambutan baik dari masyarakat menghilangkan rasa canggung dan ketegangan kami. Senyuman hangat dari masyarakat menumbuhkan rasa kekeluargaan diantara kami. Kegiatan ini juga mengajarkan kami untuk lebih dekat dengan masyarakat.
Ada pengalaman yang sangat berkesan bagi saya saat kegiatan curah pendapat sedang berlangsung. Pada saat itu ada seorang bapak yang berusia sekitar 50 tahun, menggunakan kacamata dengan pakaian yang rapi sambil memegang buku catatan dan pulpen, mengangkat tangan. Ternyata beliau merupakan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar. Kami pun mempersilahkan kepada beliau untuk menyampaikan pendapatnya. Kemudian beliau pun berkata, “Saya sangat kecewa”. Seketika itu pun suasana menjadi hening. Dalam benak saya kesalahan apa yang telah kami lakukan ataukah ada perkataan kami yang telah membuat beliau tersinggung? Saya menoleh kepada teman-teman yang berada disamping saya, saya rasa mereka pun merasakan hal yang sama. Namun, beberapa menit kemudian beliau melanjutkan perkataannya.
“Saya kecewa, kenapa cuma 12 hari adik-adik berada di sini. Cepat sekali adik-adik harus kembali ke Kendari. Saya masih ingin banyak bercerita dengan adik-adik dan masih banyak kegiatan yang ingin saya rancang bersama-sama untuk mengembangkan pengetahuan kesehatan masyarakat di sini”. Seketika itu senyum mengembang dari wajah kami. Beliau memang baru bertemu dengan kami saat itu karena beliau memiliki banyak kegiatan yang harus diselesaikan di luar kota. Diluar dugaan kami ternyata beliau juga sangat mengapresiasi kegiatan PBL yang kami lakukan. Beliau juga meminta kepada kami untuk melakukan penyuluhan kesehatan di SD Sawah.
Ternyata kedatangan kami dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Bahkan dengan ilmu yang menurut kami masih sangat terbatas ini, dapat dirasakan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Bagi saya hal tersebut sangat berkesan. Dapat diterima dengan baik dimasyarakat serta dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar membuat kami merasa lebih berarti. Bagi saya tidak mungkin saya merasakan kejadian berkesan tersebut jika tidak bertemu dengan kegiatan PBL. Dan tidak mungkin saya mengikuti kegiatan PBL jika tak ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dan bagi saya semua karena Kesmas.
Kegiatan PBL I pun berakhir dengan rasa suka cita karena telah menyelesaikan rangkaian kegiatan PBL I. Dan lebih dari itu, dapat diterima dengan baik oleh masyarakat bahkan mendapat apresiasi yang besar dari masyarakat marupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami.
Besar harapan tertera dihati, semoga rangkaian kegiatan PBL I ini menjadi awal yang indah untuk kelanjutan kegiatan PBL berikutnya. Kesmas memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar langsung dalam masyarakat melalui kegiatan PBL ini. PBL dapat menumbuhkan rasa solidaritas serta kekompakan diantara mahasiswa peserta PBL. Lebih dari itu, PBL memberikan banyak pengetahuan tambahan bagi kami khususnya dalam masalah-masalah kesehatan yang menyangkut masyarakat umum secara langsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H