Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jamu Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan

4 Juli 2023   12:34 Diperbarui: 4 Juli 2023   12:43 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa di antara kalian biasanya meminum jamu untuk mengobati penyakit tertentu atau sekadar menjaga kesehatan?  Bagi masyarakat yang tinggal di desa, terutama daerah Jawa jamu adalah obat tradisional yang biasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari untuk khasiat pengobatan, pencegahan, maupun penjaga kebugaran. 

Saya sendiri merupakan pengkonsumsi jamu yang menyakini akan khasiat yang dimilikinya. Meskipun saya memiliki badan yang sehat dan jarang terserang penyakit panas, batuk dan pilek, akan tetapi layaknya orang bergolongan darah A lainnya, saya sering memiliki masalah dengan perut. Tak jarang dulu ketika masih bangku taman kanak-kanak saya sering mengalami sakit perut yang mengakibatkan harus izin tidak sekolah.

Memori yang selalu saya ingat saat sakit perut adalah minuman kuning pekat yang dibuatkan oleh Ibu kala itu. Tak lupa jari-jari Ibu yang berwarna kuning ikut memenuhi memori kenangan yang ada di kepala saya. Minuman kuning pekat tersebut tak lain dan tak bukan adalah jamu kunyit yang dibuat langsung oleh Ibu. Dengan cara diparut, kemudian disaring menggunakan kain dicampur dengan air dan gula merah adalah jamu kunyit khas yang dibuatkan Ibu untuk mengobati sakit perut. Alhasil, lantaran jamu tersebut sakit perut pun akhirnya bisa disembuhkan.

Sumber: koran-jakarta.com
Sumber: koran-jakarta.com

Jamu kunyit yang biasa saya minum adalah salah satu jamu yang jadi andalan Ibu-ibu. Selain jamu kunyit masih banyak sekali jamu yang ada di Indonesia. Sebagian resep sudah digunakan oleh perusahaan-perusahan besar dan sebagian lagi masih menjadi ramuan yang diwariskan dari mulut ke mulut Ibu-ibu di desa.

Tahukah kalian bagaimana jamu mulai digunakan?

Sejarah Jamu

Jamu sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, diduga berasal dari Kerajaan Mataram. Ilustrasi yang berhubungan dengan proses pembuatan jamu terdapat di berbagai situs sejarah, seperti situs arkeologi Liyangan di lereng Gunung Sindoro dan di relief beberapa candi seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Brambang. Selain itu, terdapat Prasasti Madhawapura dari periode Kerajaan Majapahit yang menyebutkan Acaraki sebagai nama lain dari profesi khusus peracik jamu.

Sumber: indonesia.go.id
Sumber: indonesia.go.id

Terdapat pula teori yang mengatakan bahwa Jamu merupakan singkatan dari gabungan dua kata yaitu Jawa dan ngramu (meracik). Secara sederhana berarti ramuan atau racikan yang diramu oleh orang Jawa. Jamu sendiri identik dengan wanita menggunakan pakaian kebaya dan jarik dengan gendongan di punggungnya. 

Serba-serbi Jamu

Jamu sendiri berebntuk cairan yang biasanya diminum. Bahan utama dari jamu adalah bagian dari tanaman yang mengandung khasiat kesehatan atau penyembuhan. Baik itu akar atau umbi-umbian, batang, daun, buah maupun bijinya. Jamu biasanya dibuat dengan cara ditumbuk, baik itu masih dalam keadaan bahan baku yang masih segar maupun setelah dikeringkan.

Saat ini jamu sendiri sudah banyak dilirik oleh perusahaan besar. Tak sedikit perusahan besar yang mengambil resep jamu tertentu untuk diolah dan dibuat lebih awet sehingga lebih bisa dikomersialkan secara besar-besaran.

Sumber: alodokter.com
Sumber: alodokter.com

Pemerintah juga mendukung pelestarian jamu. Beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah antara lain dengan membentuk lembaga di bawah Kementerian Kesehatan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradional (Babe Litbang TOOT); yang merupakan satu pusat riset dan pengembangan di bawah Badan Litbangkes, menyediakan saintifikasi jamu dan riset produk olahan jamu. 

Selain itu pada bulan April tahun 2022 Pemerintah juga mendaftarkan jamu sebagai warisan takbenda ke UNESCO. Sidang penetapannya rencananya akan dilaksanakan pada bulan November-Desember tahun 2023. Jamu sendiri saat itu didaftarkan bersama dengan warisan budaya lainnya yaitu tempe, reog, dan tenun dengan jamu sebagai prioritas utama untuk ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan UNESCO menetapkan bahwa satu negara hanya boleh mengusulkan satu warisan budaya dalam satu waktu.

Oleh karena itu mari kita dukung usaha pemerintah tersebut dengan terus mendoakannya agar ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Tak lupa pula untuk terus mengonsumsi jamu sebagai obat herbal alami yang menyehatkan.

Mari Lestarikan Jamu sebagai Budaya Indonesia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun