Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjalanan Pendidikan Indonesia, Akankah Saya Bisa Berperan di Dalamnya?

20 Desember 2022   15:33 Diperbarui: 20 Desember 2022   15:37 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang guru yang mengajar dengan model pembelajaran yang menyenangkan (sumber: blogpendidikan.net)

Saya Laila, mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan Universitas Negeri Semarang (PPG Prajab UNNES) tahun 2022. Sebelum saya mengikuti PPG ini, saya sudah mengajar baik di lembaga formal (sekolah) maupun lembaga nonformal (TPQ, Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren, dan lain sebagainya). Saya mengikuti PPG ini dengan tujuan dan harapan bahwa saya bisa meningkatkan kemampuan dan kompetensi saya, sehingga saya bisa menjadi guru yang baik dan bisa mengajarkan kebaikan kepada peserta didik yang saya didik.

Motivasi Menjadi Guru

Menjadi seorang guru sudah menjadi cita-cita saya sejak kecil dan terus saya pegang dan perjuangkan hingga sekarang. Hal ini karena bagaimanapun profesi guru merupakan profesi yang mulia, baik dari kacamata agama maupun negara. Dalam agama yang saya anut (Islam), guru memiliki kedudukan mulia, dimana ia bisa beramal jariyah (pahala amal jariyah tidak terputus meskipun sudah meninggal dunia) dengan ilmunya. Sedangkan, dalam pandangan kenegaraan guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Guru sendiri menduduki peran yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dan kita tahu, pendidikan merupakan sektor yang memiliki pengaruh yang besar dalam kemajuan negara kita, Indonesia.

Selain itu, hal lain yang memotivasi saya menjadi seorang guru adalah berkat kasih sayang dan pendidikan yang diberikan oleh seorang guru. Sebut saja, saya adalah seorang fans dari guru, khususnya guru taman kanak-kanak (TK) saya sewaktu kecil. Beliau bernama Bapak Efendi. Meskipun beliau seorang laki-laki, beliau sangat sabar dan tekun mendidik kami. Meskipun sendirian, beliau mengajar dengan penuh perhatian dan dengan metode yang mengasyikkan.

Setiap hari Jumat kami diajak ke belik (semacam sendang yang menampung mata air) untuk berlatih wudhu dan dilanjutkan dengan praktik sholat dan dzikir bersama di Mushola. Sedangkan setiap hari Sabtu, kami diajak jalan-jalan melihat Kerbau di dusun sebelah, pulangnya tidak jarang beliau membelikan jajanan untuk kami.

Terinspirasi dari Bapak Efendi, saya juga ingin menjadi guru yang baik dan disukai peserta didiknya. Selain itu saya juga ingin turut berperan serta dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Untuk menjadi guru yang baik saya akan berusaha menguasai apa yang akan saya sampaikan. Selain itu saya akan mencari latar belakang dan cita-cita atau hal yan disukai oleh peserta didik. Setelah saya mengetahui hal tersebut, saya akan melakukan kegiatan pembelajaran yang sekiranya akan disukai dan sesuai dengan cita-cita peserta didik.

Kurikulum Merdeka

Untuk menjadi guru yang profesional, maka saya harus mengikuti pergerakan pendidikan di Indonesia. Dimana kunci dari pendidikan sendiri adalah kurikulum yang digunakan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) online kurikulum didefinisikan sebagai: n 1 perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; 2 perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.

Saat ini kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini berfokus pada prinsip merdeka belajar dan merdeka mengajar. Profil Pelajar Pancasila adalah profil peserta didik yang ingin dihasilkan dari proses pembelajaran menggunakan kurikulum ini. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam karakter utama, yaitu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Dalam Kurikulum Merdeka seorang guru dituntut untuk mengajar sesuai dengan kemampuan dan karakteristik belajar peserta didik, sehingga guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini agar semua peserta didik dengan karakteristik pembelajaran yang berbeda dapat belajar dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar yang dimilikinya.

Selain itu, guru juga harus melek teknologi, dikarenakan hampir semua perangkat pembelajaran terintregrasi dengan sistem internet. Mulai dari perencanaan pembelajaran dan asesmennya dalam bentuk modul ajar yang terintegrasi dengan platform belajar.id, dan pembuatan hasil belajar (rapor) juga terintegrasi internet. Sekarang ini juga banyak media pembelajaran berbasis teknologi maupun aplikasi untuk mendukung pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun