Teori sosial kognitif memiliki beberapa konsep dasar yaitu :
Determinisme timbal balik (Reciprocal determinism)
Merujuk pada interaksi yang dinamis dan timbal balik antara manusia, lingkungan, dan perilaku.
Kemampuan perilaku (Behavioral capability)
Merujuk pada kemampuan aktual seseorang untuk menampilkan perilaku melalui pengetahuan dan keterampilan. Untuk menampilkan perilaku dengan baik, seseorang harus mengetahui apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya. Orang belajar dari konsekuensi atau akibat dari perilaku mereka yang juga mempengaruhi lingkungan dimana ia tinggal.
Pembelajaran observasional (Observational learning)
Merupakan cara dimana orang dapat menyaksikan dan mengamati sebuah perilaku yang ditampilkan oleh orang lain dan kemudian memproduksi ulang tindakan-tindakan tersebut. Jika individu melihat demonstrasi perilaku yang berhasil, maka mereka juga dapat menampilkan perilaku dengan berhasil.
Peneguhan (Reinforcements)
Merujuk pada tanggapan internal atau eksternal terhadap perilaku orang lain yang mempengaruhi keberlanjutan perilaku. Peneguhan dapat dimulai oleh diri sendiri atau dalam lingkungan.
Harapan (Expectations)
Merujuk pada akibat atau konsekuensi perilaku seseorang yang diantisipasi sebelumnya. Orang mengantisipasi konsekuensi tindakan yang akan mereka lakukan sebelum terlibat dalam perilaku. Harapan sebagian besar berasal dari pengalaman sebelumnya dan menitikberatkan pada nilai yang diberikan pada hasil dan subjektif terhadap individu.
Efikasi Diri (Self-efficacy)
Merujuk pada tingkatan kepercayaan diri seseorang dengan kemampuannya untuk menampilkan perilaku dengan sukses. Self-efficacy merupakan keunikan dalam teori sosial kognitif yang dipengaruhi oleh kemampuan spesifik seseorang dan faktor-faktor yang dimiliki oleh orang lain dan lingkungan.
Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruksi berarti membangun. Menurut teori konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya. Jadi, bisa dikatakan bahwa “belajar” adalah suatu proses yang dilakukan oleh murid atau peserta didik dalam membangun pengetahuan.
Teori belajar konstruktivisme berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan. Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, menambahkan pengetahuan yang dimilikinya, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.
Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati menjadikan manusia akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran antara guru dengan peserta didiknya, teori belajar konstruktivisme membebaskan peserta didik untuk membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman, tetapi masih dalam pengawasan pendidik.