Hampir dua bulan lamanya saya tidak menulis di Kompasiana. Setelah melakukan perayaan tulisan keseratus, bukannya nambah serius akhir-akhir ini menulis malah hiatus. Bukan karena kehabisan kata, akan tetapi waktu yang dipunya sepertinya tidak cukup untuk mengerjakannya.
Sejak Minggu kedua bulan Oktober saya mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Kegiatan di PPG benar-benar penuh tugas. Bahkan teman satu kelompok praktek pengalaman lapangan (PPL) saya mempunyai semboyan khusus dalam menghadapi tugas yang menumpuk, yaitu "Menjaga Kewarasan".Â
Semboyan tersebut dibuat bukan tanpa alasan. Semboyan tersebut kami buat untuk membentengi kami dari memforsir badan dan pikiran secara berlebihan, agar tetap waras (sehat) baik fisik maupun mental agar bisa lulus program PPG ini. Karena bagaimanapun PPG ini masih memiliki perjalanan yang panjang.Â
Apakah Tugasnya Susah?
Jika mendapatkan pertanyaan seperti itu, hampir semua mahasiswa PPG akan mengamini bahwasannya tugas yang diberikan sejatinya tidak terlalu susah. Akan tetapi jumlah tugas yang diberikan yang membuat kita harus memforsir fisik dan pikiran.Â
Tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh akan banyaknya tugas yang diberikan. Hal ini dikarenakan, perkuliahan dan PPL diadakan secara berbarengan. Jadi mahasiswa hampir tidak punya waktu untuk istirahat. Di rombel saya sendiri hampir setiap hari terdapat mahasiswa yang izin dikarenakan sakit.
Maka, bagi kalian para mahasiswa PPG yang sedang menjalani perkuliahan saya punya pertanyaan,
Apakah kalian masih waras (sehat)?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H