Dalam suatu kesempatan saya mengecek data yang digunakan untuk penerimaan bantuan di web pemerintah. Berapa terkejutnya saya, bahwa data yang digunakan oleh desa saya adalah data pada tahun 2008.Â
Menurut saya data tersebut sudah benar-benar kedaluwarsa dan tidak layak digunakan sebagai acuan. Bagaimanapun waktu 14 tahun adalah waktu yang tidak hanya sebentar.
2. Prosedur yang Tidak RibetÂ
Hal kedua yang perlu dibenahi dalam pelayanan kesehatan kita adalah keribetan dalam mengurus pelayanan. Di lapangan tidak sedikit ditemui kasus di mana akhirnya keluarga memilih pelayanan biaya mandiri (meskipun harus berutang kesana-kesini) dibandingkan dengan program layanan gratis.Â
Mereka melakukan ini bukan tanpa alasan, karena program yang diberikan secara gratis kepada masyarakat bisanya ribet dalam hal pengurusan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, kalau pembiayaan mandiri bisa cepat dilakukan kenapa kalau gratis harus ribet? Bukankan dengan seiring kemajuan teknologi, dimana data sudah bisa diakses dimana-mana seharusnya segala sesuatunya bisa dikerjakan dengan mudah? Entahlah.
3. Pelayanan Kesehatan yang Sama
Dulu karena kecelakaan saya harus bolak-balik ke rumah sakit. Awalnya saya menggunakan biaya mandiri untuk melakukan pengobatan di rumah sakit besar di Kota Semarang. Akan tetapi, karena keterbatasan kemampuan ekonomi dan saran dari beberapa relasi, akhirnya saya menggunakan BPJS.Â
Setelah saya melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan menggunakan BPJS, ternyata pelayanan yang diberikan rumah sakit sangat berbeda.Â
Perbedaan tersebut sangat kentara, dan hasil obrolan dengan beberapa orang memang pelayanan kesehatan yang diberikan gratis biasanya lebih buruk dibandingkan dengan pelayanan dengan biaya mandiri.
Hal tersebut tidak hanya terjadi di rumah sakit di Kota Semarang, pun di kabupaten Banjarnegara dan Banyumas dimana saya melakukan pengobatan lanjutan semuanya memberikan pelayanan yang berbeda antara pembiayaan mandiri dan layanan gratis.
Saat itu hanya rumah sakit di Kota Surakarta yang memberikan pelayanan yang sama antara pembiayaan mandiri dan layanan gratis.
Harapannya program Jampersal ini juga bisa memberikan pelayanan maksimal kepada ibu. Jangan mentang-mentang program gratis akhirnya pihak medis memberikan pelayanan yang asal-asalan seperti kasus yang saya alami di beberapa rumah sakit.