Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelajar Pancasila, Ruh Kurikulum Merdeka

4 Agustus 2022   10:10 Diperbarui: 4 Agustus 2022   18:48 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ajaran ini ada yang baru di sekolah kami, pun di sekolah-sekolah lain tentunya. Sesuatu yang baru dan harus digugu oleh guru. Tak lain dan tak bukan adalah Kurikulum Merdeka yang harus mulai diterapkan di sekolah. 

Seperti kedengarannya, dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan anak-anak dapat merdeka dalam belajar. Tapi apakah kurikulum ini benar-benar bisa membuat anak merdeka?

Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Kurikulum ini awalnya diterapkan di jenjang pendidikan perguruan tinggi dengan nama Kurikulum Merdeka Belajar pada tahun 2020.

Kurikulum merdeka bertujuan memberikan keleluasaan bagi para pendidik maupun peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan diketahui di setiap sekolah memiliki kondisi dan situasi yang berbeda, jadi diperlukan kurikulum yang lebih fleksibel bagi para pendidik untuk mengadakan pembelajaran yang sesuai.

Pelajar Pancasila

Seperti halnya Kurikulum 2013 dengan kekhasan tematiknya, KTSP dengan kekhasan model elaborasi - eksplorasi - komunikasi (EEK)-nya, Kurikulum Merdeka juga memiliki kekhasan yang menjadi fokus dalam kurikulum ini. Kekhasan tersebut adalah adanya pembentukan peserta didik menjadi seorang Pelajar Pancasila sebagai tujuan akhir pembelajaran.

Dalam kurikulum merdeka, Pelajar Pancasila digambarkan dengan pelajar yang memiliki profil yang menggambarkan apa yang ada di dasar negara kita, Pancasila. Profil ini dikenal dengan istilah profil pelajar Pancasila. 

Profil Pelajar Pancasila digambarkan dengan 6 karakter sebagai berikut:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

Karakter pertama yang harus dimiliki oleh seorang pelajar Pancasila adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Dalam dunia pendidikan pelajar Indonesia dibentuk untuk menjadi seseorang yang taat beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing.

2. Berkebinekaan global

Karakter yang kedua yang diharapkan ada pada seorang pelajar Pancasila adalah berkebinekaan global. Dalam hal ini seorang pelajar seharusnya bisa menerima perbedaan yang ada di dunia, yang tentunya akan sangat banyak macam dan rupanya.

Tuntunan pelajar zaman sekarang tidak hanya harus toleran dengan orang lain dalam satu negara. Akan tetapi, lebih dari itu mereka harus memiliki toleransi terhadap semua orang di dunia ini. Hal ini dikarenakan saat ini kita akan berkomunikasi dengan seluruh orang di dunia, utamanya dalam dunia maya.

3. Bergotong royong

Karakter ketiga yang harus dimiliki seorang pelajar Pancasila adalah sikap mau bergotong royong.

4. Kreatif

Karakter kreatif adalah karakter keempat yang harus dimiliki oleh seorang pelajar Pancasila.

5. Bernalar kritis

Dengan tantangan perkembangan zaman yang begitu cepat dan persebaran arus informasi yang cepat dan mendunia, seorang pelajar Pancasila harus memiliki karakter bernalar kritis.

6. Mandiri

Karakter terakhir tapi tak kalah penting dengan karakter lainnya yang harus dimiliki oleh seorang pelajar Pancasila adalah karakter mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun