Beberapa hari yang lalu, ponakan saya yang baru kelas satu minta buka puasa. Katanya ia sudah menangis.Â
"Mending medot bae, daripada puasa ora olih pahala". kata ponakanku sambil nangis sesenggukan.
(Mending buka aja, daripada puasa tidak dapat pahala)
Ia menyakini kalau ia menangis, maka pahalanya puasanya hilang dan ia tak dapat apa-apa.
Pemahaman ponakan saya ini memang banyak terjadi di masyarakat. Bahkan lebih parah lagi, beberapa anak menyakini bahwa menangis dapat membatalkan puasanya.Â
Entah darimana pemahaman ini menyebar secara luas di kalangan anak-anak. Bisa jadi ini disebabkan oleh perkataan orang tua yang sedang menasehati anaknya menangis ketika puasa, bahwa kalau ia tidak berhenti menangis maka puasanya batal.
Berawal dari hal itulah akhirnya pemahaman "menangis membatalkan puasa" tersebar luas di kalangan anak-anak. Bahkan sebagian remaja masih menyakini bahwa pemahaman tersebut benar adanya. Kalau menurut kalian sendiri apakah menangis membatalkan puasa?
Puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan cara menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari. Puasa sebagai ibadah sendiri ada beberapa macam, ada puasa wajib, sunah, makruh, haram, dan mubah.Â
Puasa Ramadhan adalah puasa yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang memenuhi syarat. Syarat seseorang wajib menjalankan puasa bisa kalian baca disini.
Dalam kaitannya dengan puasa ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan agar puasanya sah. Jika seseorang yang puasa melakukan hal tersebut maka puasanya menjadi batal (tidak sah).Â