Sebentar lagi kita akan berjumpa dengan Bulan Ramadhan. Rasa bahagia menyelubungi hati sanubari kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Bagaimana tidak, pada bulan Ramadhan paha amal ibadah akan dilipatgandakan.
Selain itu, puasa Ramadhan adalah waktu kita untuk menggembleng umat Islam untuk menjadi muslim yang taat. Orang biasanya menyebutkan bahwa bulan Ramadhan adalah kawah candradimukanya umat Islam. Dimana, setelah mereka selesai melaksanakan puasa mereka (seharusnya) akan menjadi pribadi baru yang lebih kuat dan taat.
Hukum Puasa Ramadhan
Puasa didefinisikan sebagai kegiatan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa Ramadhan sendiri merupakan rukun Islam yang keempat. Jadi sudah barang tentu melaksanakan puasa Ramadhan hukumnya fardhu 'ain (wajib bagi semua umat Islam).
Dalil Puasa Ramadhan
Hal ini sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }
Artinya: " Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."(Qur'an Surat Al-Baqarah: 183)
Dalam ayat tersebut sudah jelaslah bahwa umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan puasa. Dalam hal ini puasa yang diwajibkan adalah puasa Ramadhan. Agar puasa Ramadhan seseorang diterima, ada syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut dikenal dengan istilah syarat sahnya puasa.
Syarat Sah Puasa
Syarat sah puasa terdiri dari empat hal, yaitu:
1. Islam
Puasa Ramadhan seseorang akan diterima jika yang melaksanakan puasa adalah orang yang beragama Islam. Maka tidak sah puasanya orang yang beragama selain Islam.
2. Berakal
Syarat yang diterimanya puasa yang kedua adalah berakal. Bagi umat muslim yang tidak berakal (gila), maka puasanya tidak sah. Karena sejatinya orang gila sendiri tidak tekena hukum syariat.