Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagi Para Calon Penghafal Al Qur'an (Hafidz), Bacalah Ini!

4 Maret 2022   23:52 Diperbarui: 5 Maret 2022   00:02 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir banyak sekali lembaga pendidikan yang menjadikan program hafalan (tahfidz) Al Qur'an sebagai program andalannya. Mulai dari pondok pesantren, sekolah, bimbingan belajar, dan lain sebagainya. Sasaran pesertanya pun dari berbagai usia, kalangan, dan status sosial. 

Tren menghafal memang akhir-akhir ini bisa dibilang meningkat pesat. Banyak orang tua yang berbondong-bondong menginginkan anaknya menjadi seorang hafidz. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh isi ceramah ulama maupun ustadz tentang keutamaan seorang hafidz yang sekarang banyak tersebar melalui dunia Maya. 

Kelebihan Penghafal Al Qur'an (Hafidz)

Banyak riwayat yang menyebutkan banyaknya keutaman/kelebihan yang akan diperoleh oleh seorang hafidz.  Mulai dari paling berhak menjadi Imam sholat diberikan mahkota dan jubah kebesaran, dijamin masuk syrga, bisa menolong 10 orang ketika di akhirat, dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya keutamaan inilah, maka banyak orang yang "tergiur" untuk menjadi seorang penghafal Al-Qur'an maupun menginginkan anaknya menjadi penghafal Al-Qur'an. 

Lalu apakah semua penghafal Al Qur'an akan memperoleh keutamaan tersebut? Menurut saya jawabannya adalah tidak. Saya pernah mendengar dari salah satu guru saya, bahwa Al Qur'an itu nek ga nyafangati yo nglaknati (Al Qur'an itu bisa memberikan syafaat atau laknat). Artinya ada dua kemungkinan yang akan dijumpai bagi seorang penghafal Al-Qur'an. Ia bisa mendapatkan syafaat atau laknat dari Al Qur'an yang dihafalnya.

Tidak Jaminan Husnul Khotimah

Ingatkah kalian dengan pembunuh Sabahat Ali bin Abi Thalib? Ya, namanya Abu Muljam. Dan tahukah kalian, bahwa ia adalah seorang penghafal Al Qur'an, yang akhir berakhir su'ul khotimah (akhir yang buruk) dengan mendapatkan hukum qishosh. Meski ia seorang penghafal Al Qur'an, ia menjadi seorang yang su'ul khotimah. 

Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa tidak menjamin seorang penghafal Al Qur'an sudah pasti masuk surga dan husnul khotimah (akhir yang baik). Seperti kejadian yang dialami oleh pembunuh sahabat Ali bin Abi Thalib, ia berakhir dengan su'ul khotimah. Bukan berarti riwayat-riwayat tentang keutamaan Al Qur'an itu tidak terbukti. Akan tetapi ada syarat yang harus dipenuhi bagi penghafal Al Qur'an untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.

Bagi penghafal Al-Qur'an yang ingin mendapatkan keutamaan, ia seharusnya tidak hanya menghafal dengan otaknya saja. Akan tetapi, lebih dari itu ia haruslah menghafal dengan hatinya juga. Ia harus berkomitmen untuk selalu menjaga hafalannya dan senantiasa mengamalkan apa yang ada di dalamnya. Jadi, sudah seyogyanya bagi seorang penghafal Al-Qur'an seharusnya ia haruslah lebih bertaqwa kepada Allah SWT. Seharusnya, ia lebih rajin dalam beribadah dibandingkan dengan seseorang yang bukan penghafal Al-Qur'an. Seharusnya, ia lebih bisa menjauhi larangan Allah dibandingkan dengan seseorang yang bukan penghafal Al-Qur'an.

Maka, menghafal Al-Qur'an adalah komitmen menghafal seumur hidup, sampai akhir hayat. Sampai manusia masuk ke liang lahat. Karena, sebagian orang berpikiran bahwa sudah cukup untuk menyelesaikan hafalan sampai khatam saja. Jika sudah sampai khatam, mereka sudah menyakini bahwa dirinya adalah seorang penghafal Al-Qur'an. Meyakini bahwa dirinya memiliki banyak keutamaan. Menyakini bahwa dirinya dijamin masuk surga. Hati-hati wahai para penghafal Al-Qur'an. Janganlah kalian mudah terayu dengan bisikan setan yang mengajak kalian malas untuk memurojaah hafalan kalian. Ingatkan dan tanamkan dalam diri kalian, bahwa menghafal Al Qur'an adalah komitmen kalian yang harus dipegang sampai akhir hayat. Bukan hanya komitmen yang akan selesai hanya sampai khatam setoran hafalan.

Jadi, bagi kalian para calon penghafal Al-Qur'an, tatalah hati kalian dengan sebaik-baik Nita menghafal, agar nantinya jika kalian sudah memilih jalan untuk menjadi seorang penghafal, kalian akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang dijanjikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun