Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Warna Langit dan Cara Pandang dalam Hidup

15 Februari 2022   13:39 Diperbarui: 15 Februari 2022   13:48 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir mendung sering menghiasi langit kita. Tak lupa hujan turut serta mengiringinya. Gelappun sering menyelimuti langit, meski terik matahari seharusnya masih menyinari. Lalu, biru langit pun tak tampak menyapa kita.


Menurut kalian apa sebenarnya warna langit? Beberapa mungkin mengatakan langit berwarna biru. Sebagian yang lain akan mengatakan bahwa langit berwarna hitam. Dan apa pula yang akan mengatakan langit tak berwarna.

Dalam ilmu pengetahuan, diketahui bahwa sejatinya langit itu tidak berwarna. Langit tampak berwarna karena terjadi pembiasaan cahaya matahari di atmosfir. Maka kadang langit berwarna biru, jingga, merah, atau gelap ketika malam tiba.

Kerangka Referensi

Warna langit sama halnya dengan pandangan kita terhadap orang lain. Itu semua tergantung sudut pandang kita dalam melihatnya. Kalau dalam ilmu fisika diistilahkan dengan "kerangka referensi". Kalau beda kerangka referensi, maka hasilnya akan berbeda. Sama halnya dengan sudut pandang. Beda sudut pandang beda juga jadinya apa yang terlihat.

Maka, jika ada dua orang yang berbeda sudut padat berdebat tentang sesuatu, sudah dijamin pasti tidak akan menemukan titik temu. Karena kembali lagi, beda sudut pandangan maka beda hasil. Titik temu hanya akan ditemukan jika salah satu di antara yang berdebat, mau mengalah dan mengganti kerangka referensinya dengan kerangka referensi yang berbeda pendapat tadi.

Jadi, jika ingin menemukan titik temu ketika kita sedang berdebat (entah dalam hal apapun), hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menyamakan sudut pandang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun