Akhir-akhir mendung sering menghiasi langit kita. Tak lupa hujan turut serta mengiringinya. Gelappun sering menyelimuti langit, meski terik matahari seharusnya masih menyinari. Lalu, biru langit pun tak tampak menyapa kita.
Menurut kalian apa sebenarnya warna langit? Beberapa mungkin mengatakan langit berwarna biru. Sebagian yang lain akan mengatakan bahwa langit berwarna hitam. Dan apa pula yang akan mengatakan langit tak berwarna.
Dalam ilmu pengetahuan, diketahui bahwa sejatinya langit itu tidak berwarna. Langit tampak berwarna karena terjadi pembiasaan cahaya matahari di atmosfir. Maka kadang langit berwarna biru, jingga, merah, atau gelap ketika malam tiba.
Kerangka Referensi
Warna langit sama halnya dengan pandangan kita terhadap orang lain. Itu semua tergantung sudut pandang kita dalam melihatnya. Kalau dalam ilmu fisika diistilahkan dengan "kerangka referensi". Kalau beda kerangka referensi, maka hasilnya akan berbeda. Sama halnya dengan sudut pandang. Beda sudut pandang beda juga jadinya apa yang terlihat.
Maka, jika ada dua orang yang berbeda sudut padat berdebat tentang sesuatu, sudah dijamin pasti tidak akan menemukan titik temu. Karena kembali lagi, beda sudut pandangan maka beda hasil. Titik temu hanya akan ditemukan jika salah satu di antara yang berdebat, mau mengalah dan mengganti kerangka referensinya dengan kerangka referensi yang berbeda pendapat tadi.
Jadi, jika ingin menemukan titik temu ketika kita sedang berdebat (entah dalam hal apapun), hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menyamakan sudut pandang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H