Mohon tunggu...
Nur Haryono haryono
Nur Haryono haryono Mohon Tunggu... -

freedom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merangkul Orang Lain dengan Tindakan Positif dan Kasih - Love

22 April 2013   22:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:46 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, semua orang terlalu sibuk dengan seminar kepemimpinan. Semua orang memiliki keinginan membuat hal besar. Dan, semua orang ingin tampil di depan (menjadi public figure). Semua orang rindu dihargai, serta semua orang rindu didengar.

Menjadi seorang pemimpin sebenarnya bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang gampang. Seorang pemimpin dituntut menjadi contoh untuk orang lain yang berada di sekitarnya dan berada dalam kepemimpinannya. Seorang pemimpin dituntut lebih bertanggung jawab dan memiliki integritas yangtinggi. Tentunya, seorang pemimpin juga dituntut berani untuk membawa terobosan baru. Seorang pemimpin juga harus dapat memberi pengertian dan mengarahkan. Akan tetapi meskipun SEMUA orang tahu akan hal-hal itu, namun kenyataannya semua orang lupa tujuan utama dari kepemimpinan itu sendiri.

Ada empat prinsip dasar Kita menjadi pemimpin

•Kesadaran diri

•creativitas

•Cinta

•Heroisme atau keinginan besar

Tujuan utama kepemimpinan bukanlah mencapai target penjualan, bukan juga membuat organisasi menjadi lebih baik, tidak hanya sekedar membuat produk baru dari sebuah eksperimen. Akan tetapi, tujuan utama sebuah kepemimpinan adalah membuat semua bawahan bekerja dengan cinta dan memastikan mulusnya suksesi kepemimpinan, karena tujuan utama kepemimpinan adalah menciptakan pemimpin lain. Sama seperti dalam buku-bukunya John Maxwell, pakar kepemimpinan internasional yang selalu mengatakan seorang pemimpin besar dan dikatakan berhasil apabila berhasil menciptakan dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang baru.

Kenyataannya yang terjadi dalam kepemimpinan adalah sangat sulit membuat orang lain bekerja dengan cinta tanpa merasa terpaksa. Mengapa mereka sulit bekerja dengan cinta? Jawabannya adalah karena mereka tidak memiliki hati untuk apa yang mereka kerjakan. Jadi, untuk memastikan mereka bekerja dengan cinta caranya adalah dengan memberikan sebuah pengertian dan penyerapan akan sebuah pengertian. Hal ini tentunya membutuhkan waktu untuk mewujudkannya. Penyerapan pengertian akan visi akan memberi hati yang baru, dengan demikian mereka melihat segala sesuatunya dari perspektif yang berbeda.

Bagaimana strategi membagikan pengertian ini? Hal ini dapat dimulai dari diri kita yang harus mengerti apa yang menjadi perhatian dan kebutuhan mereka: Apa yang mereka cari dalam hidup? Apa tujuan mereka? Dan satu hal lagi yang sepele tapi sering kali dilupakan adalah mengenai pengaturan waktu mereka! Sehingga, dari situlah kita bisa mulai memberikan pengertian yang bisa difleksibelkan sejalan dengan perhatian dan kebutuhan mereka.

"Kerja adalah cinta yang mengejawantah" demikian kata Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal. Kerja yang tidak didasari oleh cinta adalah pekerjaan yang tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Manusia tidak akan setia kepada apa yang tidak mereka cintai.

Masihkah kita ingat dengan tokoh yang bernama Po (dalam film Kung Fu Panda), yang tidak mau meneruskan usaha bakmi ayahnya si angsa duduts. Hal ini dikarenakan cinta Po bukan di situ. Kita juga melihat, karena cinta akan panggilan hidupnya, Po rela digebukin, dilatih dengan cara yang aneh seperti orang gila. Dipermainkan oleh kakak-kakak seperguruannya. Tapi lihat, hasilnya maksimal!

Berapa banyak bisnis keluarga hancur karena penerusnya tidak memiliki panggilan di bidang tersebut? Mereka terpaksa melanjutkan apa yang ada dengan motto "hidup segan mati tak mau". Seperti yang kita lihat pemimpin silih berganti, akan tetapi korupsi dimana-mana. Dunia ini membutuhkan cinta dalam segala hal!

Tujuan utama kepemimpinan adalah menyiapkan generasi berikutnya untuk tampil lebih maksimal. Mari kita belajar dan meneladani hidup Yesus, yang berhasil meneruskan tampuk kepemimpinan pada Petrus, Paulus dan para rasul. Kenapa hal ini bisa berhasil? Karena para murid-Nya memiliki hati-Nya! Mereka melakukannya dengan cinta, karena Yesus mengenal mereka, mengenal siapa mereka secara pribadi. Yesus tahu apa yang menjadi perhatian mereka! Yesus memberikan pengertian yang baru kepada mereka dengan menghabiskan waktu-Nya bersama-sama dengan mereka. Yesus mendengarkan mereka.

Jadi biarlah orang yang Anda pimpin memiliki hati Anda, memberikan mereka kesempatan untuk membagikan visi yang sama de4ngan Anda. Karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Satu-satunya warisan (legacy) hal yang bisa kita tinggalkan di dunia ini adalah nilai. Nilai tersebut akan diteruskan ke pemimpin yang akan datang, dan semua datang dari cinta.

Akhirnya, cinta adalah sebuah benih yang dapat merubah dunia yang besar ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun