Apa yang terpikirkan oleh kalian tengtang merdeka belajar di era digital? Emang bisa pembelajaran bergabung dengan pendidikan pancasila dan digital elektronik dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi?
Kalian masih ingat saat terjadinya pandemi dan sekolah menerapkan sistem daring (dalam jaringan), dari situlah dari zaman sekolah yang diharuskan tatap muka beralih ke sistem online dengan menggunakan fasilitas elektronik dan jaringan. Karena pandemi sedikit berdampak negatif, sehingga (kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan kurikulum merdeka dengan tujuan mengatasi krisis pembelajaran.
Sebelum itu, yuk kita pelajari. Apa itu merdeka belajar dan model yang akan diterapkan di zaman era digital ini, dengan menggunakan kurikulum merdeka di tahun ini?
Merdeka Belajar adalah memperbaiki sistem pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi nyaman seperti dilakukan di luar kelas (outing class) bertujuan untuk mempermudah peserta didik tanpa dibebani oleh nilai/rangking kelas.
Bagi peserta didik merdeka belajar bertujuan untuk membentuk peserta didik yang berani mandiri cerdas cerdik dalam bergaul beradap sopan berkompetensi siap kerja kompeten. Sehingga kata berani ini memiliki arti yang bukan berarti melawan tetapi memiliki rasa percaya diri untuk bertanya dan memberikan pendapatnya saat pembelajaran dimulai serta mandiri dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Cerdas dan cerdik dalam bergaul, cerdas dengan mengembangkan potensi kemampuan anak dengan cara percaya diri dengan apa yang menjadi kemampuan anak tersebut. Cerdik dalam bergaul memiliki arti bahwa peserta didik harus pandai-pandai dalam mencari teman, sehingga dapat disimpulkan bahwa anak akan terbawa baik apabila dia bergaul dengan teman yang baik. Sebaliknya apabila anak bergaul dengan anak yang kurang memiliki akhlak yang baik maka anak tersebut akan terbawa buruknya.
Beradab dalam pendidikan adab juga penting untuk dijadikan sebagai tujuan pembelajaran agar tidak hanya pintar tetapi memiliki adab dan juga sopan serta berkompetensi menjadi lebih baik. Siap kerja yaitu siap bekerja sama dengan lingkungan sekitar tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Mereka belajar juga membuat gebrakan nilai dalam kemampuan minimum meliputi literasi numerasi dan survei karakter. Literasi yaitu kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep untuk mengukur kemampuan peserta didik. Untuk kemampuan numerasi yaitu menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata yang dinilai bukan pelajaran matematika, juga penilaian dalam kemampuan peserta didik.
Selain dua hal tersebut Kemendikbud juga akan melakukan survei karakter program ini dilakukan bukan melalui tes menggunakan kertas, melainkan melakukan pencarian sejauh mana penerapan nilai-nilai budi pekerti agama dan pancasila yang dipraktikkan oleh peserta didik. Hal ini harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkan kepada peserta didik.
Mereka belajar dalam jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas/kejuruan, di mana ujian yang biasa mereka lakukan seperti ujian sekolah berbasis nasional (USBN) diganti dengan assessment dan survei karakter. Kemudian ujian nasional juga diganti dengan AKM pada tahun 2021. RPP disingkat hanya terdapat tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran dan asesmen.
Di perguruan tinggi program merdeka belajar disebut kampus merdeka, dengan program ini kampus dimudahkan untuk membuka program studi baru dengan akreditasi lebih disederhanakan dan memberikan pengembangan dengan kegiatan 3 semester di luar program studi serta memudahkan PTN menjadi PTNBH.
Mereka belajar dalam pembelajaran memiliki wujud penyederhanaan pada RPP yaitu guru bebas menggunakan model pembelajaran atau blended learning, sehingga guru dapat mengembangkan suasana menjadi lebih menyenangkan saat pembelajaran dan guru dapat menerapkan TPACK.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus memiliki beberapa unsur, yang dapat mewujudkan merdeka belajar yang beragam. Diantaranya menyenangkan literasi berkarakter kritis critical thinking skill kolaborasi komunikasi dan penerapan TPACK.
Kalian masih bingung apa sih singkatan dari TPACK. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah suatu kerangka kerja yang mengidentifikasi pengetahuan, guru perlu mengajar secara efektif dengan kerangka teknologi.
Ada beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran di era digital ini adapun model pembelajaran seperti : 1. model discovery learning (pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian/hasil dan pembahasan, menarik kesimpulan).Â
2. Model problem based learning (berorientasikan pada masalah, mengorganisasikan siswa, membantu penyelidikan mandiri atau kelompok, mengembangkan hasil karya analisis, dan evaluasi proses pemecahan masalah). 3. Model project based learning (penentuan pertanyaan, mendesain perencanaan proyek, penyusunan jadwal memonitoring peserta didik dan kemajuan proyek, menguji hasil evaluasi pengalaman).
Itulah kenapa disebut dengan mereka belajar di era digital, yaitu dengan cantumkan pendidikan Pancasila dalam pembelajaran peserta didik di sekolah dengan model pembelajaran yang baru, serta menyertakan digital karena mengikuti perkembangannya zaman. Sehingga generasi peserta didik di masa depan lebih modern dan canggih, agar tidak tertinggal atau tenggelam oleh zaman yang semakin modern dan canggih. Mungkin hanya ini pengetahuan yang dapat membantu semoga bermanfaat Terima kasih.
Nur Hikmah (132210121)
Universitas Pelita Bangsa Cikarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H