Mohon tunggu...
Nur Azziatun Shalehah
Nur Azziatun Shalehah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Pendidikan

Sedang menempuh ilmu pendidikan dengan konsentrasi ilmu pendidikan anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghayatan Nilai-nilai Pancasila di Sekolah sebagai Kekuatan Identitas Manusia Indonesia

24 November 2022   07:20 Diperbarui: 24 November 2022   09:32 3085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia adalah tentang bagaimana membentuk peserta didik untuk menjadi manusia seutuhya yang berkembang sesuai kodrat alam dan zaman mereka. Sebagai bangsa yang kaya akan nilai budaya, Ki Hadjar Dewantara memanfaatkan dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam menumbuhkan karakter anak agar sesuai dengan nilai-nilai filosofi pancasila.

Bentuk pengahayatan nilai-nilai pancasila di PAUD Aisyiyah Nur'aini Unit II ditunjukkan dengan adanya sikap toleransi yang tinggi antar warga sekolah. Peserta didik maupun guru memiliki kehidupan yang saling beriringan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Padahal, tidak semua warga sekolah berasal dari suku dan budaya yang sama dan keragaman tersebut justru dimanfaatkan guru untuk menjadi sumber belajar peserta didik agar mereka dapat mengetahui bahwa teman-teman yang berbeda suku, bukan berarti bukan teman kita. Selain itu, selama proses pengajaran, guru senantiasa membiasakan peserta didik agar dapat berperilaku sopan santun terhadap diri sendiri dan orang lain serta membiasakan berdoa setiap memulai maupun mengakhiri kegiatan.

Penghayatan nilai-nilai pancasila dapat dirasakan lebih dalam dan tumbuh dalam jiwa peserta didik saat mereka bergotong royong dan mandiri saat bermain. PAUD Aisyiyah Nur'aini Unit II saat ini sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka, sehingga peserta didik dibebaskan untuk bermain dalam sebuah pembangunan proyek. Saat membangun proyek, mereka berkelompok, mendiskusikan apa yang akan dibuat. Dari hal tersebut, mereka akan tebiasa untuk bernalar kritis dan kreatif menuangkan idenya dalam permainan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun