Pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia adalah tentang bagaimana membentuk peserta didik untuk menjadi manusia seutuhya yang berkembang sesuai kodrat alam dan zaman mereka. Sebagai bangsa yang kaya akan nilai budaya, Ki Hadjar Dewantara memanfaatkan dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam menumbuhkan karakter anak agar sesuai dengan nilai-nilai filosofi pancasila.
Bentuk pengahayatan nilai-nilai pancasila di PAUD Aisyiyah Nur'aini Unit II ditunjukkan dengan adanya sikap toleransi yang tinggi antar warga sekolah. Peserta didik maupun guru memiliki kehidupan yang saling beriringan, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Padahal, tidak semua warga sekolah berasal dari suku dan budaya yang sama dan keragaman tersebut justru dimanfaatkan guru untuk menjadi sumber belajar peserta didik agar mereka dapat mengetahui bahwa teman-teman yang berbeda suku, bukan berarti bukan teman kita. Selain itu, selama proses pengajaran, guru senantiasa membiasakan peserta didik agar dapat berperilaku sopan santun terhadap diri sendiri dan orang lain serta membiasakan berdoa setiap memulai maupun mengakhiri kegiatan.
Penghayatan nilai-nilai pancasila dapat dirasakan lebih dalam dan tumbuh dalam jiwa peserta didik saat mereka bergotong royong dan mandiri saat bermain. PAUD Aisyiyah Nur'aini Unit II saat ini sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka, sehingga peserta didik dibebaskan untuk bermain dalam sebuah pembangunan proyek. Saat membangun proyek, mereka berkelompok, mendiskusikan apa yang akan dibuat. Dari hal tersebut, mereka akan tebiasa untuk bernalar kritis dan kreatif menuangkan idenya dalam permainan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H