Anak usia dini merupakan investasi masa depan bagi keluarga maupun bangsa. Fase usia dini adalah masa emas perkembangan seorang anak menuju masa selanjutnya. Jika pada masa usia dini seorang anak dibekali dengan pengetahuan dan akhlak yang baik maka akan terbentuklah anak yang baik pengetahuannya serta akhlaknya pula. Masa perkembangan ini adalah fase vital yang akan berpengaruh hingga perkembangan dewasanya nanti. Hal ini disebabkan karena anak usia dini adalah peniru terbaik terhadap sesuatu yang ada disekitarnya. Rasa ingin tahu mereka sangat besar bahkan mereka tidak segan untuk mencoba sesuatu yang baru dilihatnya. Semua pengetahuan yang diperoleh akan tertanam oleh mereka baik yang bersifat positif maupun negatif. Berlaku pula pada perilaku yang ada disekitar mereka. Saat anak melihat tindakan kekerasan misalnya, hal tersebut akan terekam baik di otak mereka dan tidak menutup kemungkinan juga akan ditiru oleh anak dikemudian hari.
Tentu lingkungan anak tidak hanya sebatas di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah pun memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan perilaku anak, berdasarkan hal inilah kita harus memastikan bahwa lingkungan sekolah juga harus terbebas dari tindakan-tindakan yang memuat kekerasan. Namun sayangnya, saat ini berbagai masalah telah masuk melingkupi dunia pendidikan anak, salah satunya adalah perilaku bullying yang semakin marak terjadi dari waktu ke waktu. Secara umum, perilaku bullying di Indonesia dilakukan oleh pelaku untuk menunjukkan kesenioritasan, kekuasaan, dan yang paling kuat antar individu maupun kelompok.
Bullying biasanya dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu verbal-non verbal, sosial serta dengan pesatnya perkembangan zaman telah muncul istilah baru yaitu cyberbulling.
Cyberbulling adalah bentuk pembulian yang dilakukan melalui media sosial. Para pelaku bullying menjadikan media sosial sebagi wadah mereka untuk mengintimidasi, menghina, bahkan menyakiti seseorang atau kelompok untuk kepentingan mereka sendiri tanpa memikirkan akibat yang mereka timbulkan.
Terkait dengan anak usia dini, perilaku bullying adalah salah satu masalah yang sangat dikhawatirkan pada saat ini yang dampaknya akan berkelanjutan hingga mereka dewasa. Perilaku bullying dapat terlihat sejak dini, misalnya ketika anak melampiaskan amarahnya dengan memukul temannya. Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, anak tersebut akan memiliki potensi menjadi anak yang suka mem-bully.
Kasus bullying dapat menimbulkan dampak-dampak negatif baik bagi pelaku maupun korban. Salah satu dampak dari perilaku bullying adalah timbulnya depresi pada korban.
Sebuah hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal penelitian dan PPM menjelaskan bahwa telah terjadi kasus bullying di Texas yang menimpa seorang remaja perempuan. Korban merasa dihujat habis-habisan di dunia maya hingga menyebabkan korban depresi dan berujung  pada bunuh diri dengan menembakkan sebuah pistol kedadanya sendiri.
Dari beberapa kasus bullying yang sudah pernah terjadi di Indonesia dapat dilihat bahwa kekerasan jenis ini dapat menimbulkan dampak buruk pada si korban, yang di antaranya adalah sebagai berikut:
- Merasa tidak aman. Seorang korban bully akan merasa gelisah dan was-was dimanapun dia berada. Dia akan merasa dihantui oleh pelaku, bahkan dia akan merasa selalu diintimidasi oleh pelaku meskipun sebenarnya kehadiran pelaku tidak ada.
- Timbul rasa sakit secara fisik. Fakta menunjukkan bahwa bully fisik akan menimbulkan rasa sakit pada korban. Kekerasan dengan perlakuan memukul, menendang, serta membenturkan benda keras pada korban dan akan menyisakan rasa sakit yang akan diderita korban. Hal demikian dapat kita temukan pada kasus bullying yang terjadi pada Audrey, anak SMP yang di bully oleh sekelompok anak SMA beberapa tahun lalu. Kekerasan yang dilakukan para pelaku menyebabkan Audrey masuk rumah sakit karena terjadinya beberapa lebam dan memar dibagian tubuh tertentu.
- Menurunnya semangat belajar sehingga akan berdampak pada prestasi disekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembulian akan berpengaruh pada rasa semangat belajar seseorang sehingga akan berdampak pula pada prestasi mereka. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Hal ini dikarenakan dengan adanya pembulian yang terjadi pada seseorang, orang yang di bully akan merasa bahwa hidupnya tidak berguna sehingga dia merasa tidak ada gunanya lagi  jika dia belajar, apalagi dapat meraih cita-citanya dan hal inilah yang dapat menurunkan semangat belajar korban pembulian.
- Akan menimbulkan gangguan psikiatris. Ini adalah salah satu dampak yang sangat dikhawatirkan dari pembulian. Jika seseorang di bully dalam jangka waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan korban akan mengalami depresi yang sangat berat sampai menganggu kejiwaannya.
Oleh karena itu, untuk menghindari dampak-dampak di atas, yuk mulai sekarang kita pastikan lingkungan anak terbebas dari perilaku bullying. Berikanlah rasa keamanan dan kenyamanan pada lingkungan anak dengan cara memberikan cinta serta kasih sayang dan tentu menghindari adanya kekerasan secara verbal maupun non-verbal.
Nur Azziatun Shalehah-Mahasiswa Ilmu Pendidikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H