Generasi dari masa ke masa memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang menjadi keniscayaan. Saat ini proporsi penduduk terbanyak berdasarkan sensus 2020 Indonesia didominasi dengan generasi yang berusia 10-25 tahun, yaitu sebanyak 27,94% (BPS,2021). Generasi ini disebut generasi Z, yaitu mereka yang lahir di rentang tahun 1997-2012.
Generasi Z terlahir pada zaman digital, di tengah-tengah perkembangan teknologi. Hal ini berpengaruh pada karakteristik mereka. Kehidupan sosial generasi Z lebih banyak dihabiskan dengan memanfaatkan dunia maya (Agustina,2023) . Rata-rata generasi Z mengakses internet 3-5 jam/hari melalui teknologi gawai yang saat ini semakin berkembang. Berbagai aktivitas kehidupan dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan penguasaan teknologi.
Penguasaan teknologi, bak dua sisi mata uang. Teknologi memudahkan generasi Z sehingga mereka cenderung memilih sesuatu yang praktis dan instan. Hal ini membuat generasi Z dikenal sebagai generasi yang lemah. Kebanyakan dari mereka mempunyai antusias yang tinggi untuk sukses dengan cara cepat atau serba instan. Di sisi lain, dunia maya yang tidak asing bagi generasi Z didominasi dengan tampilan-tampilan eksis tidak jarang membuat mereka mengalami tekanan psikologis sehingga menjadikan mereka merasa insecure.  Ketika ada kegagalan langsung putus asa. Selain itu, generasi Z juga mengalami overthingkhing terhadap masa depan. Guna mengurangi kecemasan-kecemasan itu, mereka membutuhkan waktu untuk healing. Healing adalah proses pemulihan diri dari mental dan emosional yang buruk. Istilah healing ini menjadi sangat lekat dengan generasi Z.
Tekanan yang mempengaruhi kesehatan mental generasi Z sebenarnya muncul dari pikiran pribadi. Dengan demikian, penyembuhannya/healing pun dapat ditumbuhkan dari diri sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Yunus ayat 62, "Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." Salim A. Fillah merumuskan kunci kebahagiaan dari ayat ini, yaitu dengan tidak terlalu khawatir terlalu berlebihan tentang masa depan tidak terlalu bersedih hati tentang yang terjadi. Sejalan dengan hal ini, pesan kunci kebahagiaan juga secara tersirat disampaikan melalui film, yaitu disampaikan oleh karakter Master Oogway dalam film Kungfu Panda, "Yesterday is history, tomorrow is mystery, but today is a gift. That is why it's called the present,"Â (kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, tetapi hari ini adalah hadiah. Inilah mengapa hari ini disebut hadiah). Gift dan present dalam bahasa Inggrus ternyata memiliki arti yang sama 'hadiah'.
Beberapa kata-kata mutiara ini dapat menjadi penyemangat generasi Z untuk fokus memanfaatkan waktu, memanfaatkan masa mudanya untuk dapat mengembangkan diri. Generasi Z yang mendominasi di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dilejitkan, sehingga disebut dengan bonus demograsi yang akan memajukan Indonesia. Melalui penguasaan teknologi, generasi Z dapat menjadi agen perubahan. Â Sebagaimana penelitian Pineda (Nadila, 2022) generasi Z Â yang terlahir dan tumbuh bersama dengan teknologi digital menjadikannya sebagai generasi yang lebih melek teknologi, dinamis, kretif, dan selalu berpikir "out of the box". Generasi Z akan mengisi industri-industri masa depan. Keberadaannya adalah modal utama di dalam organisasi untuk terus berkembang agar dapat bersaing di era industri 4.0 yang mengarah ke industri 5.0.Â
Referensi:
Agustina, Ike. 2023. Memahami Generasi Z . https://pbi.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Presentasi-Materi-Generasi-Z-PBI-UII-Vian-Ike.pdf
bps.go.id
Nadila, Syarfina Mahya. 2022. Generasi Z: Si Paling Healing vs Si Pembawa Perubahan. https://pmb.brin.go.id/generasi-z-si-paling-healing-vs-si-pembawa-perubahan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H