Mohon tunggu...
NUR KHUSYAEVISAMSIYANTI
NUR KHUSYAEVISAMSIYANTI Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS

GURU KELAS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Budaya Positif

4 Februari 2022   20:08 Diperbarui: 4 Februari 2022   20:11 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nur Khusyaevi Samsiyanti

Calon Guru Penggerak Angkatan IV

Kabupaten Brebes

Aksi Nyata Budaya Positif

1.1 Latar Belakang

 Budaya Positif di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan peserta didik yang memiliki karakter kuat, sesuai profil pelajar pancasila yang dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan di Indonesia. Untuk membangun budaya positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar peserta didik mampu berfikir, bertindak, dan mencipta secara merdeka, mandiri, dan Bertanggungjawab.

Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang adalah bentuk disiplin yang selama ini dijalankan di sekolah. Kesadaran akan penerapan disiplin belum berdasarkan motivasi internal, dimana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut sistem penghargaan dan hukuman. Model disiplin yang dibangun masih belum berpusat pada siswa selain itu posisi kontrol guru belum sampai pada tahap manajer melainkan sebagai penghukum dan pembuat siswa merasa bersalah.

Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan siswa-siswa yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi internal. Siswa yang memiliki disiplin diri berarti mampu bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

Bagaimana Peran kita sebagai pendidik dapat menumbuhkan disiplin diri pada diri siswa sehingga siswa mampu menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna, mengontrol diri, menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang dihargai.

Bagaimana budaya positif yang sudah ada disekolah berkembang menjadi karakter semua warga sekolah. Bagaimana pendidik menumbuhkembangkan budaya positif dalam mewujudkan karakter profil pelajar pancasila, dan bagaimana menerapkan disiplin restitusi di posisi monitor dan manajer sehingga lingkungan yang positif, aman dan nyaman dapat terwujud.

1.2 Deskripsi Aksi Nyata

1. Tujuan.

Adapun yang menjadi tujuan dalam tindakan nyata ini adalah sebagai berikut:

  • Terwujudnya visi sekolah melalui penerapan budaya positif.
  • Terbentuknya karakter disiplin yang kuat.
  • Menumbuhkan dan menguatkan karakter positif melalui pembiasaan-pembiasaan positif.
  • Menumbuhkembangkan karakter profil pelajar pancasila yaitu pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
  • Menguatkan peran sebagai guru penggerak melalui penerapan restitusi dalam menanamkan disiplin positif pada siswa.

2. Tolak Ukur

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan agar tetap tearah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolak ukur yang digunakan adalah sebagai berikut :

  • peserta didik sudah menunjukkan menguatnya karakter positif seperti religius, peduli, disiplin, toleransi, gotong royong dan bertanggungjawab pada proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.
  • Membudayanya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
  • Munculnya karakter berdaya nalar kritis pada proses pembelajaran yang terlihat dari keaktifan peserta didik dalam bertanya, berpendapat/berargumen, dan menjawab pertanyaan dari guru.
  • Dokumentasi kegiatan pembentukan keyakinan kelas bersama peserta didik , proses kegiatan restitusi, kegiatan kolaborasi dan sharing dengan walikelas dan rekan sejawat
  • Menerapkan posisi kontrol sebagai manajer dan penerapan segitiga restitusi dalam menangan permasalahan murid

3. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan

KEGIATAN

MINGGU KE

1

2

3

4

(a) Membuat perencanaan aksi nyata dan mengkomunikasikannya kepada kepala sekolah.

V

(b) Melakukan revisi perencanaan jika diperlukan sebagai hasil konsultasi dengan kepala sekolah.

V

(c) Mengimbaskan materi budaya positif dan mengkomunikasikan tindakan aksi nyata kepada  rekan sejawat

V

(d) Melakukan Kegiatan Pembentukan Keyakinan Kelas

V

(e) Mendokumentasikan Setiap Kegiatan

V

V

V

V

(f) Melakukan kolaborasi dan sharing dengan  rekan sejawat berkaitan strategi membangun budaya positif di kelas.

V

(g)  menunjukkan menguatnya karakter positif  religius, disiplin,  gotong royong dan   bertanggungjawab pada proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

V

4. Dukungan yang dibutuhkan.

Untuk menjalankan tindakan aksi nyata ini dibutuhkan dukungan:

  1.Stakeholder

 Dalam hal ini dukungan dari kepala sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui koordinasi supaya penerapan budaya positif dapat berjalan sesuai dengan rencana.

 2. Orang tua siswa dan komite sekolah

  • Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter siswa, maka diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan guru. Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.

3. Warga sekolah sebagai role model/ teladan bagi peserta didik dalam menanamkan budaya positif.

4. Seluruh warga sekolah berkolaborasi, bergotong royong dan bergerak bersinergis dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif di sekolah

1.3 Hasil Aksi Nyata

Adapun hasil dari tindakan aksi nyata yang sudah dilakukan adalah :

  1. Terbentuknya keyakinan kelas yang dibuat dan disepakati oleh peserta didik bersama walikelas.
  2. Menguatnya karakter peduli terhadap teman yang membutuhkan dukungan belajar.Hal ini ditunjukkan dengan menjadi tutor sebaya bagi temannya yang remedial.
  3. Menguatnya karakter bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan baik tugas mata pelajaran maupun yang berkaitan dengan kerapian dan kebersihan kelas.
  4. Menguatnya karakter gotong royong.
  5. Menguatnya karakter disiplin waktu yang ditunjukkan dengan tidak adanya catatan terlambat masuk sekolah, disiplin dalam memakai masker dan disiplin dalam memakai seragam sesuai hari.
  6. Menguatnya karakter toleransi yang ditunjukkan dengan saling menghormati dan menghargai teman yang berbeda agama, suku, ciri fisik dan gender.
  7. Tumbuhnya karakter berdaya nalar kritis yang ditunjukkan dengan meningkatnya dari minggu ke minggu siswa yang aktif bertanya, menjawab, berpendapat/berargumen.
  8. Adanya Poster Keyakinan kelas yang dipajang dikelas.
  9. Peserta didik sudah menunjukkan 5S.
  10. Peserta didik sudah menunjukkan menguatnya karakter positif seperti religius, peduli, disiplin, toleransi, gotong royong dan   bertanggungjawab pada proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

1.4. Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan aksi nyata dalam membangun budaya positif ini adalah:

  1. Pentingnya membuat keyakinan kelas untuk menumbuhkan motivasi internal pada diri peserta didik.
  2. Adanya dukungan dari dari berbagai pihak terkait, sarana dan prasarana yang memadai sangat berkontribusi dalam usaha membangun disiplin positif.
  3. Layanan restitusi dalam menyelesaikan permasalahan memfokuskan peserta didik untuk belajar dari kesalahan, menuntun untuk melihat ke dalam diri, memperbaiki hubungan, fokus pada karakter dan solusi.
  4. Untuk menerapkan displin restitusi, seorang guru harus mampu memposisikan diri sebagai manajer agar dapat membimbing siswa sehingga siswa mampu mengevaluasi diri bagaimana menjadi diri sendiri yang lebih baik.

1.5  Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang

a.Seluruh kelas membuat kesepakatan  pada awal semester

b.Kesepakatan kelas yang sudah dibuat, ditempel pada ruang belajar

 anak dan ruang kelas

c.Seluruh warga sekolah konsisten dan berkomitmen terhadap

kesepakatan kelas dalam melaksanakan budaya positif yang dibuat

1.6 Dokumentasi

 1.  Meminta ijin atau dukungan dari kepala sekolah tentang pelaksanaan aksi nyata, dan ternyata kepala sekolah mengijinkan dan diberi waktu untuk sosialisai kepada warga sekolah terutama kepada bapak dan ibu guru 

Dokpri
Dokpri

2.Kegiatan Kebersihan kerjasama antara peserta didik juga walimurid dalam membersihkan lingkungan sekolah 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

3.Menjadikan sikap kepemimpinan peserta didik berani tampil didepan dalam forum diskusi

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
4.Dokumentasi Pada Saat Kegiatan Sosialisasi

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
5.Dokumentasi pada saat pembuatan kesepakatan kelas 
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
6.Pembiasaan setiap hari jumat peserta didik membaca surat yasin dan surat-surat pendek sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
7.Dokumentasi Kreativitas anak

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
8.Penerapan Segitiga Restitusi dalam menangani murid bermasalah dan testimoni dari murid 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Penerapan Segitiga Restitusi pada Nugi yang berantem sama temannya yang bernama Arya 

Dokpri
Dokpri
Muhammad Nugi sudah merasa bersalah karena sudah berantem sama temannya yang bernama Arya  dan telah melanggar keyakinan kelas, , setelah penerapan segitiga restitusi Muhammad Nugi berjanji akan melaksanakan keyakinan kelas yang telah disepakati bersama dan berjanji tidak akan berantem lagi. 

9.Melakukan kolaborasi dan sharing dengan  rekan sejawat berkaitan strategi membangun budaya positif di kelas.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun