Mohon tunggu...
Nur AfniMega
Nur AfniMega Mohon Tunggu... Mahasiswa - AfniMega

Semangat, ingat orang tua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam dan Mobilitas Sosial

16 Desember 2021   06:42 Diperbarui: 16 Desember 2021   06:52 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Islam (al-tarbiyah al-islamiyah) secara terminology didefinisikan oleh para ahli pendidikan Islam dengan suatu rumusan yang berbeda. Omar Muhammad al-Toumy al-Syaebani mendefinisikan pendidikan Islam sebagai usahamengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Perubahan-perubahan itu berlandaskan nilai-nilai Islam.[2]Muhammad 'Atiyah al-Abrasyi berpendapat Bahwapendidikan Islam ialah mempersiapkan individu agar ia dapat hidup dengan kehidupan yang sempurna.[3]Zakiyah daradjat mengemukakan bahwa pendidikan Islam itu berintikan pembentukan kepribadian muslim.[4]Pendidikan Islam, sebagaimana didefinisikan di atas, pada intinya adalah suatu proses bimbingan yang dilakukan oleh seseorang dengan kesadaran terhadap perkembangan potensi-potensi anak (jasmani dan rohani) menuju terbentuknya kepribadian muslim. Pendidikan Islam berlangsung terus menerus sejak lahir sampai meninggal dunia. Disamping itu, pendidikan Islam mengarahkan seseorang menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain menuju kehidupan yang sempurna. 

1. Istilah Al Tarbiyah

Istilah altbiyah berasal dari kata rabb, meskipun kata rabb memiliki arti
, arti dasarnya adalah pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, penyesuaian,memelihara kelanggengan (survival).[5] Secara etimologis kata "Altarbiyah" ini terdiri darikata yang terdiri dari tiga akar kata[6], yaitu: Pertama, rabba - yarbu artinya bangkit, tumbuh dan berkembang. Pemahaman ini didasarkan pada QS. Al-Rum ayat 39.[7] Dalam pengertian ini, pendidikan (altbiyah) adalah proses melengkapi, menumbuhkan dan mengembangkan sesuatu (potensi) yang terdapat pada peserta didik baik secara psikis, jasmani, rohani, maupun sosial. Kedua, rabiya - yarba tarbiyah artinya tumbuh (nasyaa) menjadi tinggi[8] atau dewasa. Dalam pengertian ini, pendidikan (altbiyah) adalah proses mendidik atau mendewasakan siswa baik secara psikis, fisik, mental dan sosial. Ketiga, rabba-yarubbu tarbiyah berarti memperbaiki, memelihara, membimbing, melindungi, menyesuaikan dan memelihara[9]. psikologis, fisik, mental dan sosial. Istilah altbiyah dapat dipahami sebagaimemelihara, mengandung, memelihara, mengembangkan, memelihara, memelihara, mengolah, menghasilkan dan menjinakkan.[10] Tentang arti kata mezbah biyah, AlSyaibani dalam SQ. Al-Fatihah ayat 2 memiliki makna tersirat dari istilah altbiyah, pendidikan islam. Karena kata rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar yang sama.
Dalam konteks ini, Tuhan berada dalam posisi sebagai pendidik bagi seluruh makhluknya. Muhammad Quraish Shihab berpendapat bahwa kata rabb memiliki akar kata yang sama dengan tarbiyah, artinya: 

Memerintahkan sesuatu selangkah demi selangkah menuju kesempurnaan alam, insiden dan fungsi. ;

Mengembangkan seluruh potensi siswa menuju kesempurnaan;

Mengarahkan seluruh alam menuju kesempurnaan;

Menyelenggarakan pendidikan secara terencana dan progresif yaitu pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang layak dalam rangka pendidikan kehidupan nasional, guna mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.

Berakhlak mulia, berakal, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Atas dasar pengertian di atas, penulis berkeyakinan bahwa dalamtarbiyah (pendidikan) merupakan proses transformasi mereka memiliki sikap dan pikiran yang adalah pemahaman yang tinggi dan menjalani hidupnya, agar terbentuk keimanan, ketakwaan, akhlak, dan akhlak mulia. 

Mobilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagaigerakan berpindah-pindah atau kesiapsiagaan untuk bergerak. Sedangkan secara etimologis mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu 'mobilis' yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain; terdapatnya kata sosial pada istilah mobilitas sosial adalah untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.

Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai gerakan/pergerakan sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari satu kelas (kelas sosial) ke kelas lainnya, umumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Melalui mobilitas yang dilakukan seseorang, mereka diklasifikasikan dalam kelas sosial (stratifikasi sosial) yang berbeda dari sebelumnya. Dalam stratifikasi sosial, terdapat pengkategorian kelas-kelas yang disebut dengan sistem keanggunan, yang mengelompokkan mereka dalam suatu kelas menurut kondisi yang dimilikinya. Ransford dalam Sunarto (2004:87) menegaskan bahwa dalam sosiologi mobilitas sosial perpindahan status dipahami dalam stratifikasi sosial; "Mobilitas sosial mengacu pada pergerakan individu atau kelompok ke atas atau ke bawah dalam hierarki sosial." Komblum (1988: 172) menyatakan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan individu, keluarga atau kelompok sosial dari satu kelas ke kelas lainnya. Dalam hal perpindahan yang dilakukan, hal ini dapat berdampak pada status sosial mereka, yaitu mereka dapat bergerak naik atau turun, atau bahkan tetap pada tingkat yang sama, tetapi dalam profesi yang berbeda. Konsisten dengan hal tersebut, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (dalam Bagong Suyatno, 2004: 202) menyatakan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau perpindahan dari satu strata ke strata lain adalah peningkatan. atau penurunan status sosial dan (umumnya) pendapatan yang mungkin dialami oleh beberapa individu atau semua anggota kelompok.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun