Mohon tunggu...
Nur Afrilian Risma
Nur Afrilian Risma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🎓Apabila kamu tidak menjadi penulis yang memberi manfaat kepada orang lain, maka jadilah pembaca yang memberi manfaat kepada dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Laten Radikalisme di Perguruan Tinggi

18 November 2023   16:18 Diperbarui: 18 November 2023   18:22 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahaya laten radikalisme di perguruan tinggi dapat diidentifikasi dari beberapa hal berikut:

  • Pemahaman keagamaan yang sempit. Mahasiswa yang memiliki pemahaman keagamaan yang sempit, cenderung mudah terpengaruh oleh paham radikal yang menyesatkan.
  • Keinginan untuk cepat meraih kesuksesan. Mahasiswa yang memiliki keinginan untuk cepat meraih kesuksesan, cenderung mudah tergoda oleh janji-janji kelompok radikal yang menawarkan jalan pintas.
  • Kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial yang tinggi di masyarakat, dapat memicu munculnya radikalisme di kalangan mahasiswa.

Bahaya laten radikalisme di perguruan tinggi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:

  • Mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Radikalisme dapat memecah belah bangsa karena mengusung paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
  • Meningkatkan potensi terjadinya terorisme. Mahasiswa yang terpapar paham radikal, berpotensi menjadi pelaku terorisme.
  • Mencegah tercapainya tujuan pembangunan nasional. Radikalisme dapat menghambat pembangunan nasional karena menciptakan suasana yang tidak kondusif.

Upaya Pencegahan Radikalisme

Pencegahan radikalisme menjadi sangat penting dalam melawan bahaya laten yang ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi radikalisme:

  • Pendidikan dan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak asasi manusia menjadi kunci dalam mencegah radikalisme. Pendidikan yang memberikan pemahaman yang baik tentang agama dan budaya lain juga penting untuk mempromosikan rasa saling menghormati dan kerjasama antar kelompok.
  • memperkuat pendidikan:                
    Pendidikan yang berkualitas dapat membantu mengatasi ketidakpuasan sosial dan ketidakadilan yang menjadi pemicu radikalisme. Pendidikan harus mempromosikan nilai-nilai toleransi, pluralisme, dan penghargaan terhadap perbedaan. Kurikulum harus mencakup pemahaman yang baik tentang agama, budaya, dan sejarah, sehingga mempromosikan rasa saling menghormati dan kerjasama.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan bahaya laten radikalisme di perguruan tinggi dapat diminimalisir dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun