Mohon tunggu...
Nur Afrilian Risma
Nur Afrilian Risma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🎓Apabila kamu tidak menjadi penulis yang memberi manfaat kepada orang lain, maka jadilah pembaca yang memberi manfaat kepada dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Laten Radikalisme di Perguruan Tinggi

18 November 2023   16:18 Diperbarui: 18 November 2023   18:22 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perguruan tinggi adalah tempat di mana pengetahuan dan pemikiran berkembang. Namun, sayangnya, ada bahaya laten yang mengintai di tengah lingkungan akademik ini, yaitu radikalisme. Radikalisme merupakan pandangan ekstrem yang cenderung membenarkan kekerasan sebagai cara untuk mencapai tujuan politik atau ideologis. Fenomena ini telah menjadi perhatian serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bahaya laten radikalisme di perguruan tinggi.

Salah satu alasan utama mengapa perguruan tinggi menjadi tempat radikalisme berkembang adalah karena kebebasan akademik yang ada di dalamnya. Kebebasan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai pandangan dan ideologi. Namun, di tengah kebebasan ini, ada potensi bahwa beberapa mahasiswa dapat terpengaruh oleh pandangan yang ekstrem dan menjadi radikalis.

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran radikalisme di perguruan tinggi. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman tentang agama dan ideologi yang benar. Beberapa mahasiswa mungkin memiliki pemahaman yang dangkal atau keliru tentang agama atau ideologi tertentu, dan ketika mereka terpapar dengan pemikiran radikal, mereka bisa menjadi rentan terhadap pengaruh tersebut.

Selain itu, adanya ketidakpuasan sosial dan politik juga dapat mempengaruhi penyebaran radikalisme di perguruan tinggi. Ketika mahasiswa merasa tidak puas dengan sistem politik atau ketidakadilan sosial yang ada, mereka mungkin lebih terbuka untuk menerima pandangan radikal sebagai solusi atas masalah yang mereka hadapi. Hal ini diperparah dengan adanya media sosial yang memungkinkan penyebaran ideologi radikal dengan cepat dan luas.

Perguruan tinggi juga menjadi tempat di mana kelompok-kelompok dengan pandangan ekstrem dapat membentuk komunitas. Beberapa organisasi mahasiswa yang memiliki agenda radikal dapat menarik dan merekrut anggota baru di antara mahasiswa. Mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendorong radikalisme dan menekan mahasiswa untuk mengikuti pandangan mereka.

Radikalisme telah menjadi topik yang hangat dan kontroversial dalam beberapa tahun terakhir di seluruh dunia. Istilah ini merujuk pada keyakinan atau tindakan ekstrem yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan hak asasi manusia. Bahaya laten radikalisme perlu dipahami dengan baik, karena dampaknya dapat merusak masyarakat dan mengancam keamanan negara.

Menggali Akar Radikalisme

Untuk memahami bahaya laten radikalisme, kita perlu menggali akar penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi radikal adalah ketidakpuasan sosial, ketidakadilan, marginalisasi, dan kurangnya pendidikan. Selain itu, propaganda dan pengaruh kelompok ekstrem juga dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi individu untuk mengadopsi ideologi radikal.

Dampak Bahaya Laten Radikalisme

Dampak bahaya laten radikalisme dapat sangat merugikan masyarakat dan negara secara keseluruhan. Salah satu dampak utamanya adalah terorisme. Kelompok-kelompok radikal sering menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka. Serangan teror dapat menyebabkan kerugian jiwa dan merusak infrastruktur, menciptakan ketakutan dan ketidakstabilan dalam masyarakat.

Selain itu, radikalisme juga dapat mempengaruhi harmoni sosial. Ketika individu atau kelompok menganut ideologi radikal, mereka cenderung memandang orang lain yang berbeda pendapat atau keyakinan sebagai musuh. Hal ini dapat memicu konflik antar kelompok dan memecah belah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun