Mohon tunggu...
Money

IKM Tanggulangin Bangkit Kembali sebagai Raksasa Industri Kulit Indonesia

16 November 2018   15:47 Diperbarui: 16 November 2018   16:08 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu aspek ekonomi yang menunjang perekonomian nasional ialah  Industri kreatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Industri  diartikan sebagai kegiatan memproses atau mengolah barang dengan  menggunakan sarana dan peralatan. Selain itu juga menurut Undang-Undang  Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, mengartikan industri sebagai  seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau  memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa  industri. 

Ekonomi kreatif sendiri mencakup empat buah modal yaitu sosial  budaya, manusia, strukturan, dan kreativitas yang dapat mengembangkan  keunikan suatu negara bermodalkan keanekaragaman budaya. Laporan PBB  menunjukan bahwa ekonomi kreatif berada pada sektor paling dinamis di  dalam perekonomian dunia dan menawarkan kesempatan pertumbuhan yang  pesat di negara-negara berkembang.

Saat ini, kondisi ekonomi  kreatif di Indonesia berada pada kisaran 7 persen dengan nilai 641.8  triliun. Jumlah tenaga kerja yang diserap pada sektor ini sendiri adalah  11.5 juta orang dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1%. 

Dengan modal  220 juta orang, belum termasuk penduduk usia produktif yang berada di  era bonus demografi, masih banyak potensi dari peluang bidang industri  ekonomi kreatif yang dapat dimaksimalkan. Dari berbagai industri  terdapat tiga industri besar yang menyerap tenaga kerja yang besar,  yakni pakaian dan tekstil, makanan dan minuman, serta furniture.

Namun  industri tersebut memiliki presentase sumbangan terhadap PDB yang minim  bila dibandingkan dengan presentase industri migas yang mencapai 0,25%  dari PDB atau 2.5x lipat presentase dari ketiga industri yang menyerap  banyak sumber daya tersebut. 

Industri di bidang kulit juga menjadi  sebuah hal yang turut dipertimbangkan, melihat Indonesia merupakan  negara ketiga penghasil kerajian kulit terbesar di dunia. Cukup penting  untuk memperhatikan kondisi industri ini dalam tatanan perekonomian  nasional. Salah satunya dengan melakukan revitasilasi industri dibidang  kerajinan salah satu pilar penting dalam mendongkrak industri kreatif nasional.

Latar belakang IKM Tanggulangin

Kehadiran  Industri Kecil  Menengah (IKM) di Tanggulangin dahulu menjadi primadona  belanja yang menjadi objek paling ramai ketika wisatawan lokal maupun  mancanegara berkunjung ke Jawa Timur. 

Kerajian yang dihasilkan berbagai  macam jenis yang berasal dari olahan kulit dari tas, koper, dompet, alas  kaki, sepatu, jaket, ikat pinggang dan produk lainya. Waktu puncak  keramaian yakni saat tahun 2000-an, setelah itu sentra Tanggulangin  mengalami sebuah kondisi yang meredup secara perlahan dan hampir  mengalami kematian dalam proses produksi kerajian yang ada. 

Semenjak  kemunculan becana lumpur lapindo,IKM Tanggulangin merangkak dari awal  untuk melakukan segala cara agar proses produksi kerajian kulit agar  hidup melalui proses produksi. 

Para pengrajin melakukan dengan berbagai  cara yakni mengikuti arus teknologi yang semakin maju salah satunya  dengan jualan online. Namun, proses penjualan secara online tidak  seramai ketika saat berada di sentra toko. Karena secara kualitas  sendiri kerajian yang ada di IKM Tanggulangin tidak diragukan lagi, akan  tetapi proses branding yang kurang mengakibatkan hasil kerajian kurang  ramai pembeli.

Proses revitalisasi yang dilakukan oleh Kementrian  Perindustrian berkerjasama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo ingin melakukan  rebranding secara inovatif untuk mengenalkan kembali sentra yang sempat  jaya dan menjadi primadona wisatawan ketika di Kabupaten Sidoarjo.  

Kebangkitan sentra Industri di Tanggulangin secara periodik memerlukan  dukungan berbagai pihak bukan hanya pemerintah, namun juga para pelaku  bisnis, masyarakat dan akademisi agar konsep rebranding bisa secara luas  berdampak kepada pendapatan masyarakat.

Konsep branding yang  patut kita apresiasi secara seksama ialah konsep wisata 3 in 1 yang  dilakukan oleh pemerintah untuk membangkitkan kembali sentra IKM  Tanggulangin. Konsep ini memadukan 3 elemen penting dalam proses  branding yakni budaya, belanja dan edukasi.

Wisata Budaya

Pada  elemen ini konsep budaya berfokus dengan melakukan penampilan atraksi  seni dan budaya lokal jawa timur secara periodik, menyediakan area  pertunjukan seni di tengah taman, bekerjasama dengan sanggar tari/seni  yang ada di jawa timur, mempromosikan busana lokal melalui seragam  pramuniaga

Wisata Belanja

Pada elemen yang  ini dilakukan dengan cara melakukan revitalisasi kawasan (pedestrian  walk, kursi taman, area parkir khusus, odong-odong, sepeda, taman  budaya, gapura selamat datang, tugu nama tanggulangin), mendorong  tumbuhnya sentra kuliner lokal, revitalisasi kelembagaan industri tas  dan koper (INTAKO)

Edukasi Industri

Selain elemen wisata dan belanja, konsep terpenting untuk mendorong proses keberlanjutan (suistainable) dalam  pengetahuaan. Edukasi perlu untuk menampilkan histryboard tentang  sejarah sentra industri tanggulangin, revitalisasi workshop sebagai  bagian dari toko yang terbuka untuk publik, mempertontonkan cara  pengrajin lokal memproduksi tas dan koper, mempertontonkan cara produksi  yang ramah lingkungan, edukasi pengunjung terkait proses produksi.

Seperti  yang kita ketahui secara bersama, bahwa sekarang media sosial sudah  bergerak secara masif di lapisan masyarakat. Istilah selfie dan instagramable menjadi  sebuah istilah baru yang menjadi gambaran bahwa keberadaan media sosial  sudah menjadi salah satu gaya hidup dalam masyarakat kita. Peluang  inilah yang diambil oleh Pemerintah untuk menjadikan IKM Tanggulangin  bukan hanya sebagai sentra industri yang hanya menampilkan proses  transaksi dalam jual beli. Namun, dengan konsep 3 in 1 bisa mendongkrak  pergerakan IKM Tanggulangin menjadi objek baru yang bisa menjadi  kehadiran baru wisata yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun