Diskakulia adalah kesulitan belajar dalam hal menghitung ditandai dengan anak sering membuat kesalahan dalam belajar matematika dasar dan kesulitan dalam belajar konsep matematika sehingga penalaran dan perhitungan matematis menjadi sulit. Sebagai contoh, sering kali terjadi kesalahan saat tambah-tambahan angka puluhan. Kesulitan untuk menghitung pertambahan dan pengurangan sederhana dan mengingat angka.Â
Anak-anak akan susah mengingat angka dan kesulitan dalam membedakan antara yang kedua dan dua, dari deretan: 2, 3, 4, 5.... mana yang kedua dan angka 2 . Anak juga sering melompat angka saat berhitung dan sulit menghubungkan angka dengan objek.
Kesulitannya tidak hanya itu saja tapi ada yang lain diantaranya, kesulitan menerjemahkan matematika abstrak dalam konsep nyata. Kesulitan membaca dan memahami angka,simbol serta persamaan matematika. Kesulitan saat melakukan perhitungan tanpa menggunakan angka, yang biasanya untuk menjawab soal aritmatika.
Dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan lambat bahkan tidak bisa menghitung uang kembalian, kesulitan dalam mengingat nomor telepon, kesulitan membaca jamÂ
- DisgrafiaÂ
Disgrafia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan menulis dan mengeja. Kondisi ini bukan termasuk gangguan mental, melainkan masalah pada fungsi otak yang berperan dalam menjalani keterampilan motorik halus untuk menulis. Jadi, penderita disgrafia mengalami kesulitan dalam menyelaraskan antara pikiran dan gerakan otot tangannya saat hendak menulis. Disgrafia biasanya dialami oleh anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya
- Tulisan tangan yang buruk dan tidak bisa dibaca dan sangat lambat dalam menulisÂ
- Kesulitan mengatur margin atau jarak antar kata dan kalimat dalam menulis
-Sering menggenggam alat tulis dengan sangat kencang, sehingga bisa menimbulkan kram tangan
- Sulit menuangkan isi pikir dan perasaan melalui tulisan
- Kesulitan untuk berkosentrasi saat menulis
- Mencampur huruf sambung dan pisah