Setiap malam Jumat di Desa Kedungdowo Kabupaten Situbondo, diselimuti keharuan dan kebersamaan melalui rutinan sholawat bersama yang melibatkan masyarakat setempat, serta mahasiswa yang turut menyemarakkan acara tersebut. Inisiatif ini tidak hanya menjadi sarana ekspresi spiritual, tetapi juga menjadi jembatan emosional antara generasi muda dan masyarakat yang lebih tua.
Kegiatan dimulai ketika sesudah sholat magrib, dan warga desa mulai berkumpul di rumah pak kades/pak tenggi. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, juga ikut meramaikan suasana.
Sebelum dimulainya sholawat, para mahasiswa mempersiapkan konsumsi dan memberikan pendampingan musik yang sederhana namun menggugah hati. Mereka membawa semangat positif dan kreativitas mereka untuk membangun nuansa yang hangat dan penuh kebersamaan.
Sholawat dimulai dengan pembacaan Surah Yasin, dilanjut Sholawat Nariyah yang dinyanyikan bersama. Suara merdu dari mahasiswa dan kekhusyukan para warga menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam.
Bapak uus, seorang kampong gaul, menyatakan, "Sholawat bersama ini memberikan ketenangan dan kebahagiaan bagi kami. Kehadiran mahasiswa memberikan nuansa yang segar dan menghangatkan hati kami."
Bapak Sekdes, seorang tokoh masyarakat, menyambut antusiasme mahasiswa dan peran positif yang mereka mainkan dalam acara ini. "Kami merasa terhubung dengan generasi muda melalui kegiatan ini. Semangat dan semarak yang mereka bawa benar-benar memberikan warna baru pada tradisi keagamaan kita," katanya.
Rutinitas sholawat bersama yang melibatkan mahasiswa telah menjadi ciri khas dan sumber keberkahan bagi masyarakat Desa Kedungdowo. Semoga tradisi ini terus berkembang, memberikan inspirasi positif, dan menjadi pembentuk karakter yang kuat bagi generasi muda di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H